Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penelitian Sebut Gejala Insomnia Berkaitan dengan Risiko Stroke

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Gejala insomnia seperti sulit tidur atau tetap tertidur atau sering terbangun sebelum matahari terbit mungkin lebih dari sekadar membuat kelelahan. Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa secara teratur mengalami masalah tidur seperti ini juga dapat meningkatkan risiko stroke, terutama jika berusia di bawah 50 tahun.

Untuk penelitian yang dipublikasikan di Neurology ini, para peneliti mengikuti lebih dari 30 ribu orang tanpa riwayat stroke selama rata-rata sembilan tahun. Para peneliti juga meminta partisipan untuk menilai tidur mereka berdasarkan apakah mereka secara teratur, kadang-kadang, atau jarang.

Jika pernah mengalami empat masalah tidur, seperti kesulitan tidur, terbangun di malam hari, bangun terlalu dini dan tidak dapat kembali tidur, dan merasa tidak nyenyak. Skor tidur berkisar antara 0 hingga 8, dengan skor yang lebih tinggi menunjukkan gejala insomnia yang lebih parah dan sering.

Selama periode penelitian, peserta mengalami total 2.101 stroke. Secara keseluruhan, orang dengan skor gejala insomnia 5 atau lebih tinggi memiliki kemungkinan 51 persen lebih besar untuk mengalami stroke selama penelitian daripada orang yang tidak memiliki masalah tidur sama sekali.

Namun, peningkatan risiko stroke yang terkait dengan begitu banyak gejala insomnia jauh lebih jelas, lebih dari tiga kali lipat di antara orang-orang di bawah 50 tahun. Banyaknya masalah tidur hanya meningkatkan risiko stroke sebesar 38 persen di antara orang berusia 50 tahun ke atas, menurut hasil penelitian.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top