Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pendatang Baru Serbu Jakarta

Foto : KORAN JAKARTA/JOHN ABIMANYU

ARUS BALIK I Minggu (9/6) diperkirakan menjadi puncak arus balik di Stasiun Senen Jakarta Pusat, 24 ribu pemudik tiba.

A   A   A   Pengaturan Font

Dengan menyandang sebuah tas ransel kecil tentara berwarna hijau lusuh, lelaki ini terlihat yakin melangkahkan kakinya turun dari tangga kereta api di stasiun Senen Jakarta Pusat. Tidak terlihat wajah letih ataupun ragu meskipun jelas terlihat ransel yang ia bawa berisikan banyak barang dan cukup berat untuk disandang.

Lelaki tersebut bernama, Leo, 35 tahun, seorang pendatang baru asal Pandeglang. Mengaku dirinya merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib di Ibu Kota. Di kampung halaman, Leo tidak memiliki pekerjaan yang tetap sehingga kehidupan sehari-harinya tidak menentu.

"Pekerjaan saya di kampung hanya sebagai tukang bangunan. Terkadang dapat tawaran pekerjaan, kadang tidak ada sama sekali. Untuk itu saya memutuskan untuk merantau ke Jakarta," kata Leo ditemui Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Minggu sore (9/6).

Meski belum mendapat pekerjaan, Leo tetap bersikukuh untuk merantau menyusul istrinya yang terlebih dahulu bekerja di Jakarta. Sementara anaknya dititipkan kepada saudara yang berada di kampung.

"Kalau ditanya soal pekerjaan, saya sendiri belum mendapat pekerjaan. Jadi saya nekat datang ke Jakata untuk bekerja dan menyusul istri saya. Kalau anak, saya titipkan ke saudara," tutur Leo.

Leo mengaku kediaman istrinya di Jakarta berada tak jauh dari Stasiun Pasar Senen. Jaraknya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Istrinya tinggal di sebuah rumah kontrakan di gang kecil."Istri saya tinggal di kontrakan yang berada di Gang laras yang tak jauh dari Stasiun. Saya tinggal jalan kaki ke rumah kontrakan Istri saya," bebernya.

Saat hendak ke Jakarta Leo tidak membawa kartu tanda penduduk (KTP) yang tertinggal di Kampung Halamannya. Ia hanya membawa pakaian untuk menetap di Jakarta.

Sehabis merayakan Idulfitri di kampung halaman, warga lainnya, Yuyun, mengajak sanak dan kerabatnya ke Jakarta.

Warga yang berdomisili di Tangerang Selatan itu mudik ke Malang, Jawa Timur, bersama putranya yang berusia tujuh tahun.

Sehabis merayakan Idulfitri di kampung halaman, Yuyun membawa ibu, kakak perempuan, dan keponakan ke Jakarta.

"Memang sudah rencana buat bawa ibu. Kasihan di kampung, semenjak bapak meninggal tiga bulan lalu, ibu jadi kesepian," jelas perempuan itu saat menunggu dijemput suaminya di stasiun.

Dengan tinggal satu atap, Yuyun berharap dapat lebih baik lagi merawat ibunya yang sudah berusia 73 tahun itu.

Sementara itu, Tedy ,21 tahun, mengaku dirinya baru dapat mudik pada H+3 libur lebaran ke kampung halamannya di Kediri. Ia berencana balik lagi ke Jakarta dengan membawa 5 orang saudaranya yang ingin bekerja.

"Rencananya saya balik mengajak lima orang saudara yang masih menganggur di kampung datang ke Jakarta untuk bekerja di Rumah Makan Padang tempat saya bekerja," ungkap Tedy.

Tedy sendiri sudah bekerja 4 tahun di Rumah Makan Padang yang berlokasi di Ciledug Tangerang Selatan.

Usai libur hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah, Stasiun Pasar Senen mulai dipadati oleh masyarakat yang ingin mengadu nasib di Jakarta.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperkirakan usai Lebaran, Ibukota bakal kedatangan sekitar 71 ribu pendatang. Anies kembali menegaskan dia melarang aparat Dinas Kependudukan melakukan razia.

Anies memerintahkan aparatnya melayani seluruh warga dengan baik. "Era razia sudah tidak kita gunakan lagi yang ada itu kita berikan layanan informasi sebanyak mungkin, "kata Anies, Jumat (7/6/2019).

Meski demikian, bagi warga daerah yang ingin mencari rezeki di Jakarta disarankan memiliki keahlian. Hal tersebut untuk mencegah agar tidak menjadi beban bagi warga lain alias luntang lantung. john abimanyu/P-6

Komentar

Komentar
()

Top