Pendanaan Riset Harus Berkelanjutan
Direktur Riset dan Pengembangan Bio Farma, Adriansjah Azhari.
Foto: ISTIMEWABANDUNG - Ketersediaan pendanaan riset jangka panjang atau multiyears untuk kelanjutan riset dari awal sampai menghasilkan luaran berupa produk masih menjadi kendala para peneliti.
"Para peneliti mengeluhkan jangka waktu pendanaan yang pendek, tidak berkelanjutan. Terkadang dana hanya sekali dalam satu tahun, tetapi tahun berikutnya kembali kosong," kata peneliti senior Bio Farma yang juga Ketua Panitia Forum Riset Life Science Nasional (FRLN) 2018, Neni Nurainy, kepada wartawan, di Bandung, Jawa Barat, Senin (10/9).
Dampak dari tak tersedianya dana riset yang berkelanjutan tersebut, kata Neni, para peneliti harus banyak membuat proposal penelitian baru. Terkadang mereka gagal mendapat pendanaan karena persyaratan administrasi yang tidak terpenuhi.
"Peneliti memerlukan pendanaan jangka panjang sampai prototipe produk siap diluncurkan," ujarnya.
Untuk mengatasi kendala tersebut, pada FRLN 2018 akan dihadirkan narasumber dari Kemenristekdikti, Kemenkeu/LPDP, Kemenkes, dan Bapenas selaku pengelola dana penelitian milik pemerintah. Dengan hadirnya orang-orang dari kementerian terkait diharapkan akan ditemukan solusi jangka panjang. Pembiayaan untuk riset-riset rintisan yang tidak feasible untuk dibiayai industri karena tahapannya masih terlalu dini, dan risikonya terlalu besar karena jauh dari tahapan riset yang layak ditindaklanjuti oleh industri.
Dia menambahkan, selain pendanaan jangka panjang, faktor lain yang menentukan keberlanjutan riset dan inovasi bidang life science adalah bagaimana membangun komunikasi yang baik antara industri, akademisi, pemerintah, dan komunitas. Karena faktanya, ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh perguruan tinggi, ternyata tidak bisa dipakai oleh industri karena belum sesuai dengan standar kebutuhan industri.
"Forum ini (FRLN 2018) menjadi arena sinkronisasi antara kebutuhan industri dengan penelitian perguruan tinggi dan lembaga riset. Jika telah sinkron maka industri seperti Bio Farma dengan senang hati akan menindaklanjuti dan nantinya diproduksi secara komersial untuk melayani kebutuhan masyarakat," ujar Neni.
Neni menambahkan, Forum Riset Life Science Nasional 2018 akan diselenggarakan pada 13 September 2018 di Jakarta. Kegiatan ini mengambil tema "Riset dan Inovasi Bidang Life Science yang Berkelanjutan di Indonesia". Tujuannya, membangun sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, industri, serta komunitas pendukungnya.
Pengembangan Produk
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Riset dan Pengembangan Bio Farma, Adriansjah Azhari, mengatakan Bio Farma terus melakukan upaya percepatan dan kemandirian dalam pengembangan produk vaksin dan life science.
"Kami ingin menjadi lokomotif riset life science di Indonesia. Bio Farma tengah bekerja keras mempercepat hilirisasi dan peluncuran produk life science hasil riset peneliti dalam negeri melalui kerja sama yang erat dengan pemerintah, termasuk dengan badan regulator, dan merangkul para peneliti dari akademisi, lembaga riset, maupun komunitas," paparnya. tgh/E-3
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemerintah Konsisten Bangun Nusantara, Peluang Investasi di IKN Terus Dipromosikan
- 2 Kejati Selidiki Korupsi Operasional Gubernur
- 3 Lestari Moerdijat: Tata Kelola Pemerintahan Daerah yang Inklusif Harus Segera Diwujudkan
- 4 Pertamina Siapkan Akses Titik Pangkalan Resmi Pembelian LPG 3 Kg Terdekat
- 5 OIKN: APBN Rp48,8 Triliun Beri Keyakinan Investor
Berita Terkini
- Saham Tokyo dan Seoul Anjlok Akibat Kebijakan Tarif Trump
- Megawati: Selamatkan Anak Korban Perang Demi Peradaban Dunia
- Klasemen Liga Inggris Setelah Duo Manchester Telan Kekalahan
- Hadiri World Leaders Summit, Megawati Duduk Satu Meja dengan Al Gore dan Menlu Vatikan
- MU Dipermalukan Crystal Palace di Old Trafford