Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perekonomian Nasional | Pemerintah Perlu Diversifikasi Pasar Ekspor

Pemulihan Ekonomi Belum Merata

Foto : ISTIMEWA

SRI MULYANI INDRAWATI, Menteri Keuangan

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemulihan ekonomi di dalam negeri saat ini dinilai masih belum merata dirasakan seluruh sektor ekonomi. Pemulihan disinyalir sudah terjadi, terutama untuk sektor-sektor yang terkait dengan komoditas di luar Jawa.

Ekonom Badan Kebijakan Moneter dan Jasa Keuangan KADIN Indonesia, David Sumual, menyebutkan kinerja sektor komoditas seperti batu bara, logam dasar, mineral, dan perkebunan di luar Pulau Jawa tampak dari peningkatan penjualan tekstil setelah Lebaran.

"Jadi setelah Lebaran, penjualan tekstil biasanya turun drastis, tapi dalam beberapa pekan terakhir pedagang-pedagang di Tanah Abang, misalnya, mengatakan penjualan cukup kuat untuk pembeli dari daerah," katanya dalam seminar Kajian Tengah Tahun 2022 INDEF yang dipantau di Jakarta, Rabu (6/7).

Hanya saja, menurutnya, eksportir tekstil masih menghadapi kendala berupa permintaan global yang belum pulih. Demikian pula sektor perhotelan masih mengalami peningkatan dan penurunan yang belum stabil setelah terdampak pandemi Covid-19.

Dia menambahkan untuk memanfaatkan windfall dari harga komoditas yang meningkat, Indonesia perlu mengambil beberapa langkah, salah satunya melakukan investasi infrastruktur dan pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Di samping itu, perlu dilakukan investasi pada kapasitas produksi manufaktur dan pertanian, menghindari belanja nonproduktif dan proyek-proyek tidak efektif yang menambah impor, serta mencegah penguatan rupiah yang justru dapat membuat daya saing industri manufaktur dalam negeri berkurang.

"Pencapaian reformasi struktural dalam satu dekade terakhir melalui hilirisasi dan Undang-Undang Cipta Kerja juga perlu dijaga, dana hasil windfall perlu dikelola secara teknokratif oleh Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia, serta diversifikasi partner dagang harus terus dilakukan," ucapnya.

Tumbuh Moderat

Seperti diketahui, perekonomian Indonesia pada kuartal I-2022 tumbuh 5,01 persen secara tahunan (yoy). Pada kuartal II ini, pemerintah memproyeksikan ekonomi tumbuh 5 persen.

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,9-5,2 persen pada semester I-2022. "Selanjutnya untuk semester II-2022 diperkirakan mencapai 4,9 persen hingga 5,5 persen," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat RI yang dipantau secara daring di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dengan demikian untuk keseluruhan tahun, dia memperkirakan ekonomi akan tumbuh dalam rentang 4,9 persen hingga 5,4 persen, yang didukung konsumsi masyarakat yang akan terus pulih.

Kendati begitu, lanjut dia, yang harus diwaspadai adalah kecenderungan inflasi dalam negeri yang akan bisa menggerus dukungan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi, terutama jika suku bunga acuan Bank Indonesia naik. Bendahara Negara tersebut pun memperkirakan inflasi akan mengalami sedikit tekanan pada semester II-2022, yakni pada level 3,5 persen hingga 4,5 persen sehingga untuk keseluruhan tahun akan ada dalam rentang antara 3,5 persen hingga 4,5 persen.

Asumsi dasar ekonomi makro lainnya yakni suku bunga surat berharga tenor 10 tahun juga kemungkinan mengalami tekanan ke atas pada semester II-2022 di kisaran 6,83 persen hingga 8,56 persen persen dan untuk keseluruhan tahun diperkirakan berada di antara 6,85 persen hingga 8,42 persen.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top