Selasa, 11 Feb 2025, 18:10 WIB

Pemprov DKI: Tidak Pernah Terjadi Kelangkaan Gas di Wilayahnya

Sejumlah warga antre untuk membeli tabung elpiji/LPG tiga kilogram (kg) di agen resmi kawasan Gandaria Selatan, Jakarta, Selasa (4/2).

Foto: ANTARA/Luthfia Miranda Putri/aa.

JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta menyatakan wilayahnya tidak pernah terjadi kelangkaan elpiji 3 kilogram namun yang terjadi adalah kepanikan masyarakat sehingga terjadi aksi borong terhadap komoditi tersebut.

“Kemarin itu hanya terjadi panic buying di masyarakat karena aturannya berubah. Eceran enggak boleh jual lagi hanya pangkalan. Situasinya jadi ramai.  Dulunya kan toko-toko termasuk minimarket beli kemudian dijual lagi, mereka kan cari untung juga,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi), Hari Nugroho  di Jakarta, Selasa.

Hari mengatakan meski kuota elpiji di Jakarta dikurangi sebanyak 5 persen yakni dari 433 ribu metik ton menjadi 409 ribu metik ton, namun stok di Jakarta masih aman dan belum sampai terjadi kelangkaan.

“Tapi nanti begitu terjadi kelangkaan, otomatis kan ada buffer stock (cadangan yang disimpan), kita bisa lakukan operasi pasar. Sebenarnya kelangkaan itu mungkin saja.  Hanya saja saat ini belum,” kata Hari.

Namun, Hari mengatakan setelah Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk mengaktifkan kembali pengecer gas elpiji 3 Kg, situasi di Jakarta kembali tenang.

Hari mengatakan hal ini disebabkan karena stok elpiji 3 kg sudah dijaga agar tidak terjadi kelangkaan.

“Begitu boleh, sekarang pengecer boleh, (situasi) adem. Nggak ada kelangkaan. Kenapa? Sudah dijaga stok, begitu ada kelangkaan, buffer stok, itu sudah langsung keluar dari situ. Nah sekarang mekanismenya, apakah harus ada buffer stok, apakah memang  500 kg, kita penuhi dulu deh. Per bulan kita bagi rata. Nanti seperti apa. Baru kita rundingkan lagi,” jelas Hari.

Sebelumnya, Plt Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta Suharini Eliawati juga sudah mengatakan hal senada.

Dia memastikan bahwa tidak pernah terjadi kelangkaan gas di Jakarta.

“Saya sampaikan, tidak pernah terjadi kekurangan gasnya. Tetapi memang terjadi perubahan mekanisme, itu yang menyebabkan panic buying karena saat ke warung, tidak ada. Sehingga orang-orang yang harusnya membeli satu, kemudian mereka mencari ke warung-warung yang masih tersedia. Sehingga memang pada waktu itu terjadi stuck. Banyak yang ngantre, tapi kita bisa pastikan pada saat itu, agen maupun pangkalan itu tersedia,” kata Eli.

Redaktur: -

Penulis: Alfred, Antara

Tag Terkait:

Bagikan: