
Pemprov DKI: Tidak Pernah Terjadi Kelangkaan Gas di Wilayahnya
Sejumlah warga antre untuk membeli tabung elpiji/LPG tiga kilogram (kg) di agen resmi kawasan Gandaria Selatan, Jakarta, Selasa (4/2).
Foto: ANTARA/Luthfia Miranda Putri/aa.JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta menyatakan wilayahnya tidak pernah terjadi kelangkaan elpiji 3 kilogram namun yang terjadi adalah kepanikan masyarakat sehingga terjadi aksi borong terhadap komoditi tersebut.
“Kemarin itu hanya terjadi panic buying di masyarakat karena aturannya berubah. Eceran enggak boleh jual lagi hanya pangkalan. Situasinya jadi ramai. Dulunya kan toko-toko termasuk minimarket beli kemudian dijual lagi, mereka kan cari untung juga,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi), Hari Nugroho di Jakarta, Selasa.
Hari mengatakan meski kuota elpiji di Jakarta dikurangi sebanyak 5 persen yakni dari 433 ribu metik ton menjadi 409 ribu metik ton, namun stok di Jakarta masih aman dan belum sampai terjadi kelangkaan.
“Tapi nanti begitu terjadi kelangkaan, otomatis kan ada buffer stock (cadangan yang disimpan), kita bisa lakukan operasi pasar. Sebenarnya kelangkaan itu mungkin saja. Hanya saja saat ini belum,” kata Hari.
Namun, Hari mengatakan setelah Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia untuk mengaktifkan kembali pengecer gas elpiji 3 Kg, situasi di Jakarta kembali tenang.
Hari mengatakan hal ini disebabkan karena stok elpiji 3 kg sudah dijaga agar tidak terjadi kelangkaan.
“Begitu boleh, sekarang pengecer boleh, (situasi) adem. Nggak ada kelangkaan. Kenapa? Sudah dijaga stok, begitu ada kelangkaan, buffer stok, itu sudah langsung keluar dari situ. Nah sekarang mekanismenya, apakah harus ada buffer stok, apakah memang 500 kg, kita penuhi dulu deh. Per bulan kita bagi rata. Nanti seperti apa. Baru kita rundingkan lagi,” jelas Hari.
Sebelumnya, Plt Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta Suharini Eliawati juga sudah mengatakan hal senada.
Dia memastikan bahwa tidak pernah terjadi kelangkaan gas di Jakarta.
- Baca Juga: Pemprov Jakarta Hadirkan Paket Wisata Lebaran
- Baca Juga: Warga Jaksel Antusias Hapus Tato
“Saya sampaikan, tidak pernah terjadi kekurangan gasnya. Tetapi memang terjadi perubahan mekanisme, itu yang menyebabkan panic buying karena saat ke warung, tidak ada. Sehingga orang-orang yang harusnya membeli satu, kemudian mereka mencari ke warung-warung yang masih tersedia. Sehingga memang pada waktu itu terjadi stuck. Banyak yang ngantre, tapi kita bisa pastikan pada saat itu, agen maupun pangkalan itu tersedia,” kata Eli.
Berita Trending
- 1 Kerusakan Parah di Hulu Sungai Ciliwung, Sungai Bekasi dan Sungai Cisadane
- 2 Mourinho Percaya Diri, Incar Kebangkitan Fenerbahce di Liga Europa Lawan Rangers
- 3 Warga Jakarta Wajib Tau, Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja
- 4 Mantap, Warga Jakarta Kini Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja tanpa Harus Nunggu Hari Ulang Tahun
- 5 Lingkungan Hidup, Pemerintah Bakal Terapkan Sanksi Paksaan di Puncak
Berita Terkini
-
Liverpool Tersingkir dari Liga Champions, Masa Depan Van Dijk Dipertanyakan
-
Tiongkok Menjamu Iran dan Russia, Bahas Soal Nuklir Teheran
-
Kebayoran Lama Utara Jadi Kelurahan dengan Kasus DBD Tertinggi
-
DPR Dorong Penguatan Regulasi Perlindungan Anak di era Digital
-
PGA Catat Adanya Getaran Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki