![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Pemkot Pekalongan Bersama Masyarakat Mengubah Lahan Kurang Produktif Jadi Kolam Budi Daya Ikan Nila
Petambak ikan di Kota Pekalongan sedang melakukan pengaman ikan dengan memakai jaring, di Pekalongan, Selasa (11/2/2025).
Foto: ANTARAPEKALONGAN– Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, memberikan kesempatan kepada masyarakat yang memiliki lahan kosong untuk melakukan budi daya perikanan air tawar berupa ikan nila.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Pekalongan, Sugiyo, Selasa (11/2) mengatakan bahwa potensi perikanan air tawar di daerah menunjukkan perkembangan yang signifikan karena ratusan hektare lahan yang tergenang air tawar dapat digunakan oleh masyarakat untuk budi daya ikan nila.
"Oleh karena itu, kami siap memfasilitasi seluas-luasnya kepada masyarakat pemilik lahan untuk budi daya ikan nila. Perikanan air tawar berpotensi menjanjikan dan menjadi budi daya ikan primadona baru," katanya.
Menurut dia, sebelumnya lahan yang sering tergenang rob kini diubah menjadi lahan budi daya nila salin.
"Produksi ikan air tawar pada 2024 mampu mencapai 600 ton dari 300 pembudidaya ikan. Kami berharap produksi ikan tawar akan lebih meningkat pada 2025," katanya.
Meski sempat menghadapi tantangan berupa genangan air payau akibat pasang laut dan intrusi air asin, para petambak ikan berhasil mengubah kondisi tersebut dengan teknik pengelolaan salinitas yang tepat.
Salinitas adalah salah satu parameter kualitas air yang secara langsung mempengaruhi metabolisme ikan maupun udang, terutama proses osmoregulasi.
Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup.
"Karena itu, kami sediakan bibit ikan nila, lahan dibantu persiapkan, pengawasan, dan pemantauan yang nantinya akan melibatkan penyuluh perikanan," katanya.
Dia mengatakan dengan mengandalkan teknologi filtrasi dan pengaturan aliran air serta penyesuaian salinitas, lahan-lahan yang sebelumnya kurang produktif kini diubah menjadi kolam-kolam air tawar yang subur.
Hal itu membuka peluang besar bagi petambak lokal untuk meningkatkan produksi ikan nila yang dikenal sebagai salah satu komoditas unggulan dengan permintaan pasar yang stabil.
Sugiyo mengatakan dari tiga tahap pengerjaan program itu, salah satunya pada tahap awal akan mengerjakan 35 hektare lahan berbasis kawasan di Kelurahan Krapyak bekerja sama dengan masyarakat.
Adapun tambak yang disiapkan adalah tambak super-intensif khusus ikan nila yang saat ini diminati oleh eksportir, khususnya asal Amerika dan Tiongkok.
Berita Trending
- 1 PLN UP3 Kotamobagu Tanam Ratusan Pohon untuk Kelestarian Lingkungan
- 2 Belinda Bencic Raih Gelar Pertama
- 3 Ada Efisiensi Anggaran, BKPM Tetap Lakukan Promosi Investasi di IKN
- 4 Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
- 5 Bursa Makin Bergairah! 15 Juta Investor Ramaikan Pasar Modal Indonesia
Berita Terkini
-
Wamendagri Tegaskan Retret Kepala Daerah Sudah Rutin Dilakukan Sejak Lama
-
Wakil Ketua MPR Nilai Program CKG Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat
-
Hujan Deras Mengguyur Halim, Presiden Prabowo dan Tayyp Erdogan Berbagi Payung
-
FBI Temukan 2.400 Dokumen Baru Terkait Pembunuhan JFK
-
Trump Sebut Warga Palestina Tak Punya Hak untuk Kembali ke Gaza