
Pemkab: Warga Mukomuko lakukan empat tradisi sambut Ramadhan
Warga Kelurahan Pasar Mukomuko, Kabupaten Mukomuko mengadakan tradisi doa bersama memasuki puasa Ramadhan, Selasa (18/2/2025)
Foto: ANTARA/FerriMukomuko, 18/2 - Sejumlah warga di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, sampai sekarang masih melakukan empat tradisi lama yang turun temurun dari nenek moyang dahulu, guna menyambut bulan Ramadhan.
Empat tradisi menyambut bulan Ramadhan di Mukomuko itu yakni mandi "balimau", doa masuk puasa, ziarah ke makam orang tua dan kerabat dekat, serta syukuran dan doa bersama-sama di makam ulama dan leluhur mereka.
"Sampai sekarang masih ada sebagian warga yang menjalankan tradisi ini dan inti dari tradisi ini sebenarnya bergembira menyambut bulan puasa Ramadhan," kata Kabag Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko Amri Kurniadi saat dihubungi dari Mukomuko, Selasa.
Dia menjelaskan mandi "balimau" merupakan salah satu tradisi atau kebiasaan turun temurun masyarakat di Kabupaten Mukomuko sebelum mereka menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Bagi sebagian masyarakat di daerah itu mandi "balimau" atau mandi menggunakan jeruk nipis dan bahan alami lainnya, selain bisa dilakukan di tempat terbuka, seperti sungai, juga bisa di tempat tertutup di rumah.
"Kemungkinan tidak banyak lagi warga yang melakukan tradisi mandi 'balimau' ini, namun di sejumlah wilayah seperti di Desa Lalang Luas disediakan beberapa titik sungai untuk tempat mandi 'balimau'," ujarnya.
Kemudian tradisi berdoa bersama memasuki Ramadhan sampai sekarang masih tetap dipertahankan di Kabupaten Mukomuko, sebagai wujud syukur umat Islam di wilayah itu karena diberikan kesempatan bertemu dengan bulan suci itu.
Doa masuk puasa Ramadhan juga sebagai bentuk syukur, terutama umat Islam di wilayah itu, karena telah diberikan panjang umur, kesehatan, dan murah rezeki.
Selain itu sebagian besar warga di Kabupaten Mukomuko juga masih tetap mempertahankan kegiatan membersihkan kuburan, membacakan doa dan Surat Yasin yang dilaksanakan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan atau diberi nama ziarah kubur.
Sejumlah warga membawa anggota keluarga untuk melakukan ziarah di tempat pemakaman umum orang tua dan kerabat dekatnya, kemudian membacakan doa dan Surat Yasin di kuburan tersebut.
- Baca Juga: Gubernur Jabar Pergub larangan alih fungsi lahan
- Baca Juga: Gunung Marapi Erupsi Lagi pada Minggu Pagi
Kemudian ada juga tradisi di wilayah Kecamatan V Koto, dimana warga bersama-sama melakukan doa di salah satu makam ulama atau leluhur warga di wilayah tersebut.
Berita Trending
- 1 Negara Paling Aktif dalam Penggunaan Energi Terbarukan
- 2 Ekonomi Biru Kian Cerah! KKP dan Kemnaker Maksimalkan Peluang Lapangan Kerja
- 3 Menpar Sebut BINA Lebaran 2025 Perkuat Wisata Belanja Indonesia
- 4 THR Untuk Ojol Harus Diapresiasi dan Diawasi
- 5 Bukan Arab Saudi, Negara Penghasil Kurma Terbesar Dunia Berasal dari Afrika
Berita Terkini
-
Antisipasi Banjir Rob di Marunda, Ini yang Dilakukan SDA Jakut
-
Kejaksaan Tinggi NTB Menelusuri Bukti Keterlibatan Orang Lain di Kasus Korupsi LCC
-
Tekstil Impor dari Tiongkok Turun, Sinyal Baik bagi Industri Lokal?
-
Pramono Anung: Sebelum Lebaran Mudah-mudahan KJP Bisa Kita Bagikan
-
Alih Fungsi Bantaran Sungai Cimande Menjadi Sebab Banjir Sumedang