
NPC Indonesia yakin Kemenpora dukung prestasi di tengah efisiensi
Sejumlah atlet Boccia Komite Paralimpiade Nasional Indonesia (NPC Indonesia) mengikuti latihan perdana tahun 2025 di Palur, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (2/1/2025). Pelatnas itu digelar sebagai persiapan jangka panjang bagi para atlet
Foto: ANTARA/Maulana SuryaJakarta, 20/2 - Wakil Sekretaris Jenderal Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Rima Ferdianto optimistis Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan tetap memberikan dukungan maksimal bagi prestasi olahraga, termasuk bagi atlet disabilitas.
Menurut Rima, selama ini Kemenpora telah menunjukkan perhatian besar dalam mendukung perkembangan olahraga nasional, khususnya bagi atlet penyandang disabilitas.
"Selama ini kami selalu mendapat dukungan penuh dalam menjalankan pemusatan latihan nasional (pelatnas) dan menghadapi berbagai ajang internasional," ujar Rima kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Terkait efisiensi anggaran, Rima mengungkapkan hingga saat ini belum ada pemberitahuan resmi mengenai pemangkasan dana. NPC Indonesia pun telah mengajukan proposal anggaran pelatnas 2025 yang saat ini masih dalam proses review oleh Kemenpora.
“Kami memahami efisiensi anggaran tidak hanya diterapkan di Kemenpora, tetapi juga di berbagai kementerian dan lembaga lainnya. Oleh karena itu, kami tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga harus mencari solusi lain agar pelatnas tetap berjalan,” ujar Rima.
Untuk mengantisipasi keterbatasan anggaran, NPC Indonesia juga mulai memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah menggandeng perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) guna menambah sumber pendanaan bagi kegiatan pembinaan atlet.
Jika nantinya terjadi pembatasan anggaran, NPC Indonesia siap menyesuaikan dengan skala prioritas.
Misalnya, jika idealnya pelatnas melibatkan 400 atlet, namun anggaran yang tersedia hanya cukup untuk 250 atlet, maka NPC akan berupaya mencari pendanaan tambahan untuk mendukung atlet lainnya
"Atlet-atlet kami sudah terbiasa menghadapi kondisi seperti ini. Mereka tetap berlatih tanpa menunggu kepastian anggaran, karena mereka sadar bahwa performa mereka akan menurun jika berhenti berlatih," kata Rima.
NPC Indonesia juga aktif mengembangkan program pencarian bakat atlet disabilitas di 35 provinsi di seluruh Indonesia.
Program ini dijalankan secara mandiri tanpa mengandalkan anggaran dari pemerintah, sebagai bagian dari strategi agar pembinaan atlet lebih mandiri dan berkelanjutan.
"Kami ingin daerah lebih mandiri dalam pembinaan atlet disabilitas. Kegiatan ini tidak membebani pemerintah dan prestasi juga tetap terjaga," ujar Rima.
Saat ini, pencarian bakat sedang berlangsung di GOR Otista, Jakarta Timur, pada Kamis-Jumat (20-21/2). Sebelumnya, kegiatan serupa telah diadakan di Jakabaring Sport City, Palembang, pada 14-16 Februari.
NPC Indonesia akan melanjutkan program ini ke berbagai provinsi lainnya, termasuk Kalimantan Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat. Rencananya program tersebut akan berlangsung hingga Juni 2025.
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 Gawat, Kredit Macet Pinjol Kian Mengkhawatirkan, Jumlahnya Sangat Fantastis
- 3 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 4 Gagal Eksplorasi, Kampus Urung Kelola Tambang
- 5 KLH dan Norwegia Bahas Perluasan Kerja Sama Bidang Lingkungan
Berita Terkini
-
Tim SAR Evakuasi Jenazah Warga Flores Timur yang Terseret Arus Laut
-
Wali Kota Semarang Ajak Pilah Sampah di Tingkat RT
-
Kemendikdasmen Paparkan Praktik Pembelajaran di Bulan Ramadhan
-
Tim SAR Flores Timur Berhasil Mengevakuasi Jenazah Warga yang Terseret Arus Laut
-
PNM Luncurkan Rumah Pangan di Sragen Dukung Ketahanan Pangan Nasional