Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 07 Jan 2025, 22:32 WIB

Pemkab Pasaman Barat targetkan produksi jagung 223.236 ton pada 2025

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasaman Barat Doddy San Ismail saat melakukan penanaman jagung bersama polres setempat dalam upaya meningkatkan produksi dan menjaga ketahanan pangan di daerah itu.

Foto: ANTARA/Altas Maulana

Simpang Empat, Sumbar, 07/1 - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, menargetkan produksi jagung di daerahnya selama 2025 mencapai 223.236 ton di 11 kecamatan.

"Target produksi kita tingkatkan dibandingkan pada 2024 lalu yang realisasinya 212.993 ton," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasaman Barat Doddy San Ismail di Simpang Empat, Sumbar, Selasa.

Untuk mencapai target produksi itu, katanya, pihaknya akan melakukan sejumlah upaya di antaranya pemberian bantuan sarana produksi pertanian berupa benih, pupuk, dan obat-obatan melalui dana APBN, bantuan pupuk bersubsidi, dan menambah luas tanam jagung

Lalu, memberdayakan penyuluh dengan memberikan sosialisasi mengenai tanaman jagung.

"Melalui penyuluh, petani selalu diingatkan jangan memakai benih yang harganya murah dan tidak jelas dari mana produksinya. Jika salah memilih benih maka tanaman jagung akan mudah terserang penyakit dan hasil sedikit," katanya.

Ia menyebutkan sentra produksi jagung terbesar berada di Kecamatan Luhak Nan Duo, disusul oleh Kecamatan Pasaman, dan Kecamatan Talamau.

Lalu, Kecamatan Ranah Batahan, Kecamatan Kinali, Kecamatan Koto Balingka, dan Kecamatan Sungai Beremas.

Selanjutnya, produksi jagung juga ada Kecamatan Sungai Aur, Kecamatan Lembah Melintang, Kecamatan Gunung Tuleh, dan Kecamatan Sasak Ranah Pasisia.

"Pada umumnya tanaman jagung cukup diminati oleh petani karena harganya relatif stabil," ujarnya.

Ia menjelaskan Pasaman Barat menjadi salah satu sentra penghasil jagung terbesar di Sumbar.

"Pernah menjadi penyumbang jagung terbesar mencapai 60 persen beberapa tahun yang lalu. Namun, karena berbagai persoalan produksi menurun," katanya.

Ia menambahkan penurunan produksi jagung tidak hanya disebabkan oleh peremajaan sawit saja.

Tingkat kesuburan tanah juga ikut memengaruhi, karena semakin sering ditanami oleh petani, maka akan semakin menurun pula kesuburannya.

"Semakin berkurangnya kesuburan tanah juga ikut mempengaruhi kepada produksi jagung," katanya.

Ia menambahkan tanaman jagung bisa menjadi tanaman alternatif para petani karena masa panen relatif singkat, bisa empat atau enam bulan dengan harga yang relatif bertahan.

Redaktur: -

Penulis: Antara, Arif

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.