Pemimpin Pemberontak Ditangkap di Tiongkok
Peng Deren alias Peng Dashun
Foto: Facebook/IrrawaddyNewsBEIJING – Tiongkok pada Selasa (19/11) mengatakan bahwa pimpinan kelompok bersenjata etnis minoritas Myanmar telah datang ke Tiongkok untuk menjalani perawatan medis, setelah laporan berita di negara tetangganya yang dilanda perang mengatakan ia telah ditangkap atas perintah Tiongkok.
Tiongkok merupakan sekutu utama sekaligus pemasok senjata junta militer Myanmar tetapi juga diduga memelihara hubungan dengan kelompok bersenjata etnis minoritas yang menguasai wilayah di sepanjang perbatasan kedua negara, tempat pertempuran kerap berkobar.
Media lokal di Myanmar melaporkan pekan ini bahwa otoritas Tiongkok telah menangkap Peng Deren, ketua Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA), salah satu kelompok pemberontak Myanmar yang terkuat.
“Peng Deren melakukan perjalanan ke Provinsi Yunnan pada akhir Oktober lalu untuk menjalani perawatan medis dan kemudian ia ditahan oleh otoritas di Tiongkok,” lapor narasumber yang jati dirinya minta dirahasiakan.
Ketika diminta untuk mengkonfirmasi laporan tersebut pada konferensi pers rutin pada Selasa, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan bahwa Peng sebelumnya telah mengajukan permohonan untuk datang ke Tiongkok guna mendapatkan perawatan medis, dan saat ini sedang menjalani perawatan dan pemulihan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang kondisi atau keberadaan Peng.
Peng Deren alias Peng Dashun selama ini tidak banyak dikenal dan biasanya menolak untuk diwawancarai media.
MNDAA adalah salah satu dari puluhan kelompok pemberontak di Myanmar yang telah memerangi militer selama beberapa dekade untuk mendapatkan otonomi dan kendali atas sumber daya yang menguntungkan termasuk batu giok, kayu, dan opium.
Perebutan Wilayah
Nama pimpinan junta Myanmar saat ini, Min Aung Hlaing, meroket pada 2009 saat ia menjadi komandan regional karena keberhasilannya mengusir MNDAA dari Laukkai, sebuah kota dekat perbatasan dengan Tiongkok. Namun pada Januari tahun lalu, MNDAA berhasil merebut kembali Laukkai setelah lebih dari 2.000 tentara junta menyerah di sana dalam salah satu kekalahan militer terbesar dalam beberapa dekade.
- Baca Juga: Korut Ingin Tingkatkan Kemampuan Perang
- Baca Juga: AS Desak Google Jual Peramban “Chrome”
Pada Agustus lalu, MNDAA semakin kuat setelah berhasil merebut Kota Lashio di Negara Bagian Shan. Lashio adalah pusat perkotaan terbesar yang jatuh ke tangan salah satu dari berbagai kelompok bersenjata etnis minoritas Myanmar, yang telah berperang melawan otoritas pusat selama beberapa dekade, sejak militer pertama kali merebut kekuasaan pada tahun 1962. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Pasangan Andika-Hendi Tak Gelar Kampanye Akbar Jelang Pemungutan Suara Pilgub Jateng
- 2 Cawagub DKI Rano Karno Usul Ada Ekosistem Pengolahan Sampah di Perumahan
- 3 Kampanye Akbar Pramono-Rano Bakal Diramaikan Para Mantan Gubernur DKI
- 4 Transjakarta Beroperasi Hingga 23.00 Saat Timnas Indonesia Lawan Arab
- 5 Spanyol Ingin Tuntaskan Fase Grup UEFA Nations League dengan Kemenangan