Korut Ingin Tingkatkan Kemampuan Perang
Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un
Foto: AFP/KCNA VIA KNSSEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, dalam pidatonya pekan lalu mendesak militer negaranya untuk meningkatkan kemampuan dalam berperang. Hal itu dilaporkan kantor berita KCNA, Senin (18/11), setelah Pyongyang mengirim ribuan tentara ke Russia.
Kim Jong-un menyampaikan pidato tersebut pada sebuah konferensi komandan batalyon dan instruktur politik yang diadakan di Pyongyang pada tanggal 15 November, di mana ia menyerukan pembangunan kekuatan politik dan militer serta efisiensi tempur untuk memastikan bahwa angkatan bersenjatanya dapat mengatasi perang.
Ancaman dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, termasuk Korea Selatan (Korsel) dan konfrontasi militer mereka dengan Korut telah membawa ketegangan ke fase terburuk dalam sejarah, kata Kim Jong-un, seraya menyebut semenanjung Korea sebagai titik panas terbesar di dunia.
“Dia (Kim Jong-un) dengan bersemangat meminta semua peserta untuk mengerahkan segenap upaya guna menghasilkan peningkatan substansial dan fundamental dalam meningkatkan kemampuan mereka untuk berperang secara nyata,” ungkap KCNA.
Laporan itu muncul di tengah kritik internasional atas kerja sama militer yang berkembang pesat antara Korut dan Russia.
Washington DC, Seoul, dan Kyiv mengatakan ada lebih dari 10.000 tentara Korut berada di Russia untuk mendukung perangnya melawan Ukraina, dan beberapa dari mereka telah terlibat dalam pertempuran di Kursk, dekat perbatasan Ukraina.
KCNA mengatakan sebuah lokakarya diadakan untuk para perwira militer pada akhir pekan lalu sebagai bagian dari konferensi, yang bertujuan untuk memperkuat batalyon, meningkatkan efisiensi tempur mereka, dan menyempurnakan persiapan perang sebagaimana yang dipersyaratkan oleh situasi yang berlaku dan peperangan modern.
Memperluas Perang
Dalam laporan terpisah, KCNA mengatakan delegasi Russia yang dipimpin oleh Menteri Sumber Daya Nasional dan Ekologi, Alexander Kozlov, tiba di Pyongyang pada Minggu (17/11) untuk pembicaraan perdagangan dan ekonomi.
Pekan lalu lalu, Kim Jong-un memantau uji coba drone bunuh diri dan memerintahkan produksi massal pesawat tersebut dengan alasan semakin ketatnya persaingan untuk mengadopsi senjata semacam itu di seluruh dunia.
Presiden AS, Joe Biden, Presiden Korsel, Yoon Suk-yeol, dan Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, mengecam keputusan Korut dan Russia untuk memperluas secara berbahaya perang Ukraina saat mereka mengadakan pertemuan puncak di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik di Peru. ST/KBS/AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Wali Kota Makassar naik perahu karet tinjau beberapa titik banjir
- Ponorogo gelar pertunjukan reog serentak rayakan status WBTB UNESCO
- BNPB beri bantuan 11 alat deteksi dini banjir kepada Kalsel
- Beli BBM Bisa Dapat Cashback, Pakai Kartu Kredit BNI-MyPertamina
- Para Pebulu Tangkis Dunia Beri Dukungan ke Christian Adinata Usai Dicoret dari Pelatnas