Minggu, 23 Feb 2025, 23:55 WIB

Pemimpin Ekonomi AS dan Tiongkok Sampaikan Kekhawatiran dalam Panggilan Telepon Pertama

Menteri Keuangan AS Scott Bessent

Foto: Istimewa
WASHINGTON - Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent, dan mitranya dari Tiongkok,  He Lifeng, pada Jumat (21/2), mengemukakan keprihatinan bersama mengenai masalah perdagangan dan ekonomi dalam panggilan telepon pengantar mereka, saat ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu meningkat di bawah masa jabatan kedua Presiden Donald Trump.
Dikutip dari The Straits Times, pembicaraan itu terjadi segera setelah Trump mengenakan tarif tambahan pada impor dari Tiongkok atas dugaan perannya dalam perdagangan fentanil yang mematikan, yang telah ditentang oleh Beijing.
“Menteri Bessent menyatakan kekhawatiran serius mengenai upaya antinarkotika, ketidakseimbangan ekonomi, dan kebijakan tidak adil RRT,” kata pernyataan Departemen Keuangan, mengacu pada Republik Rakyat Tiongkok.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Tiongkok, He Lifeng “menyatakan kekhawatiran serius tentang tindakan pembatasan baru-baru ini, seperti peningkatan tarif, yang dikenakan terhadap Tiongkok oleh Amerika Serikat”, menurut lembaga penyiaran pemerintah China Central Television.
Sejak menjabat pada bulan Januari, Trump telah menggunakan ancaman tarif terhadap sekutu dan musuh – termasuk Tiongkok.
Ia mengenakan bea masuk tambahan sebesar 10 persen pada semua produk yang diimpor dari Tiongkok pada awal Februari, dan mengancam akan mengambil tindakan lebih lanjut sembari mengisyaratkan kemungkinan tercapainya kesepakatan dagang dengan Beijing.
Namun Beijing telah menentang keras tarif yang diberlakukan “dengan dalih masalah fentanil”, menurut kementerian luar negerinya, dengan alasan bahwa pungutan tersebut tidak dapat menyelesaikan apa yang disebutnya sebagai masalah domestik AS.
Beberapa menit setelah tarif baru AS berlaku pada bulan Februari, Tiongkok mengumumkan pungutan atas impor energi, kendaraan, dan peralatan AS.
Melindungi ekonomi AS
Dalam panggilan telepon pada tanggal 21 Februari, Bessent juga menekankan “komitmen pemerintahan Trump untuk menjalankan kebijakan perdagangan dan ekonomi yang melindungi ekonomi Amerika, pekerja Amerika, dan keamanan nasional kita”.
Namun Bessent dan Tuan He sepakat untuk tetap berkomunikasi ke depannya.
“Kedua pihak mengakui pentingnya hubungan ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS, dan sepakat untuk terus menjaga komunikasi mengenai isu-isu yang menjadi perhatian bersama,” kata CCTV.
Panggilan telepon itu dilakukan atas permintaan Bessent, menurut penyiar Tiongkok tersebut.
Pendahulu Bessent, Janet Yellen mengadakan beberapa pertemuan dan panggilan telepon dengan He, dan mengunjungi Beijing dalam upaya menstabilkan hubungan ekonomi bilateral menjelang pengumuman kenaikan tarif yang ditargetkan.
Washington telah lama menuduh Beijing gagal menindak produksi komponen kimia yang biasanya diekspor ke Meksiko dan dibuat menjadi fentanil sebelum diangkut ke Amerika Serikat.
Ketika ditanya pada tanggal 20 Februari tentang komentar Trump mengenai kesepakatan perdagangan yang prospektif, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan kedua negara “harus menyelesaikan kekhawatiran mereka melalui dialog dan konsultasi berdasarkan kesetaraan dan rasa saling menghormati”.

Redaktur: Andreas Chaniago

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan: