Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
GAGASAN

Pemilu dan Kaum "Oligark"

Foto : KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

Untuk melanggengkan posisinya, tidak ada cara lain, kecuali ikut bermain dalam politik. Harapannya akan dapat keuntungan tertentu. Mereka bisa bermain dari tingkat partai atau individu yang akan terjun dalam politik. Mereka harus memainkan uangnya untuk memengaruhi politik, hukum, dan jabatan. Inilah sebenarnya yang perlu dijelaskan kepada masyarakat bahwa hiruk-pikuk politik sebenarnya perseteruan antara kaum oligark dalam memperebutkan kekuasaan ekonomi politik.

Rivalitas Jokowi dan Prabowo juga perseteruan antarkaum oligark. Oposisi ingin merebut. Sedangkan penguasa tetap akan bertahan dengan segala cara. Sementara itu, rakyat akan terus menjadi korban perseteruan. Melihat kondisi begitu, tak heran Indonesia negara demokrasi tanpa hukum (Winters, 2014). Nyatanya, sejak dulu persoalan hukum mandul jika sudah berurusan dengan kekuasaan.

Hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas. Jika berbagai penegakan keadilan tidak bisa dilakukan dan kesejahteraan rakyat tidak meningkat, maka isu agama akan terus menjadi dagangan politik pada setiap pemerintahan. Hiruk-pikuk pemilu mendatang sebenarnya masih menunjukkan perseteruan antarkaum oligark dengan memanfaatkan rakyat sebagai pendukung utama.

Tak heran masyarakat sangat sensitif pada berbagai macam isu karena memang dipermainkan untuk memenangkan kompetisi politik. Jika begitu terus keadaannya, revolusi akan menjadi tujuan akhir untuk mengubah berbagai kepentingan politik yang seharusnya memihak rakyat.


Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top