Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penggunaan Bahasa

Pemerintah Rancang UKBI bagi Difabel

Foto : Koran Jakarta/M.Ma'ruf

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek, E. Aminudin Azis, dalam acara Diseminasi Nasional Kemahiran Berbahasa Indonesia, di Jakarta, Kamis (29/2).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tengah merancang Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) bagi difabel. Hal ini untuk menjangkau para pembelajar atau pengguna bahasa Indonesia yang memiliki kemampuan beragam.

"Saya mendengar ya dari kawan-kawan di tim UKBI ini gitu katanya sekarang sedang diusahakan untuk membuat UKBI versi kaum difabel tuli misalnya," ujar Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbudristek, E. Aminudin Azis, dalam acara Diseminasi Nasional Kemahiran Berbahasa Indonesia, di Jakarta, Kamis (29/2).

Dia menjelaskan, langkah tersebut merupakan buah dari pemikiran yang inklusif. Pihaknya akan terus berupaya mengajak semua pihak untuk terlibat mengingat semua orang memiliki hak yang sama untuk mengakses UKBI.

"Jadi difabel ini harus diberi kesempatan yang sama untuk menggunakan dan mengakses UKBI ini," jelasnya.

Perluas Pemanfaatan

Aminudin menerangkan, pihaknya berkomitmen terus memperluas pemanfaatan UKBI agar bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Menurutnya, hal tersebut penting untuk memotret kemampuan berbahasa Indonesia.

Dia mencontohkan, untuk konteks pembelajaran, UKBI bisa menjadi dasar dalam memetakan kemampuan berbahasa Indonesia para murid. Hasil tersebut bisa digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas.

"Guru yang kreatif tentu saja akan memanfaatkan informasi ini dengan baik sehingga nanti proses pembelajaran yang dia lakukan di dalam kelas juga akan lebih baik lagi," katanya.

Aminudin mengungkapkan, sejak UKBI Adaptif Merdeka diluncurkan pada tahun 2021 terjadi peningkatan peserta UKBI dengan rata-rata 200.000 per tahunnya. Sebelum adanya transformasi UKBI, selama kurun waktu 11 tahun UKBI hanya menjaring sekitar 68.000 orang setiap tahun.

"Selama 3 tahun, dari 2021 hingga 2023 peserta UKB ini sudah melebihi angka 650 ribu orang. Ini karena kepraktisan UKBI sekarang bisa diakses di mana saja asal punya gawai, punya jaringan maka dia bisa mengikuti UKBI," ucapnya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, mengatakan, pemanfaatan UKBI harus lebih dioptimalkan lagi untuk berbagai keperluan dan kalangan. Dia berharap, UKBI dapat dimanfaatkan oleh kalangan profesional yang pekerjaannya membutuhkan kemahiran berbahasa seperti wartawan, editor, penulis, penyuluh, peneliti, penerjemah, perawat, sampai pengacara.

"Skor dan predikat yang diperoleh dapat menjadi landasan untuk meningkatkan kompetensi berbahasa dan mendukung prestasi belajar dan peningkatan karir," terangnya. ruf/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top