Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I TNI dan Polri Harus Cegah Penimbunan Oksigen

Pemerintah Impor Oksigen untuk Pasien Covid-19

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah mendorong impor tabung oksigen untuk melayani pasien Covid-19 di berbagai kamar perawatan darurat rumah sakit di sejumlah daerah. Hal ini dilakukan karena proses distribusi oksigen liquid ke rumah sakit dalam volume besar menggunakan tangki dianggap kurang maksimal memenuhi kebutuhan pasien.

"Kita juga sudah berkoordinasi dengan Menteri Perindustrian untuk mengimpor tabung 6 meter kubik dan 1 meter kubik untuk memenuhi ruang-ruang darurat tambahan yang ada di rumah sakit," kata Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, saat rapat kerja bersama Komisi IX DPR yang dipantau secara virtual dari Jakarta, Senin (5/7).

Menurut Menkes, mayoritas rumah sakit lebih banyak yang menggunakan tabung oksigen karena tambahan kamar darurat, sehingga tidak menggunakan oksigen yang sifatnya liquid.

"Sehingga kita juga melihat ada sedikit isu di distribusi yang tadinya bisa kirim langsung masukkan ke tangki besar liquid untuk didistribusikan dengan jaringan oksigen, sekarang harus dilakukan dalam bentuk tabung," kata Menkes.

Kapasitas Produksi

Dalam kegiatan itu, Menkes melaporkan untuk kapasitas produksi oksigen nasional saat ini berjumlah total 866 ribu ton per tahun. "Namun, semua pabrik itu sekarang utilisasinya 75 persen," katanya.

Akibatnya, kata Budi, jumlah produksi riil setiap tahun adalah 640 ribu ton. Sekitar 75 persen atau setara 458 ribu ton di antaranya dipakai untuk kebutuhan oksigen industri seperti produksi baja, nikel, dan lainnya. "Kuota untuk kebutuhan medis hanya 25 persen atau setara 181 ribu ton per tahun," kata Budi.

Menkes menambahkan, pemerintah sudah mendapatkan komitmen dari Kementerian Perindustrian agar konversi oksigen dari industri ke medis diberikan sampai 90 persen atau setara 575 ribu ton demi memenuhi permintaan medis di tengah lonjakan Covid-19.

Kebutuhan oksigen itu salah satunya akan dipasok ke rumah sakit di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. "Kita harus ada logistik yang disalurkan ke sana," katanya.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah segera mengambil kebijakan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan oksigen yang semakin meningkat dalam penanganan pasien Covid-19.

"Kebutuhan masyarakat akan oksigen saat ini sangat tinggi, seiring kian melonjaknya jumlah penderita Covid-19. Pemerintah harus cepat mengambil kebijakan karena kondisi ini bisa memicu penimbunan oksigen. Keluarkan kebijakan extra ordinary untuk menanganinya, dan pastikan pedagang tidak menimbun dan tidak memainkan harga," kata La Nyalla.

La Nyalla menuturkan salah satu kendala dalam penanganan pasien Covid-19 adalah memenuhi kebutuhan oksigen. Semakin tingginya jumlah penderita Covid-19 membuat kebutuhan akan oksigen meningkat sangat drastis.

Senator asal Jawa Timur itu menegaskan harus ada hukuman berat buat pelaku penimbunan di masa pandemi. Hal ini harus menjadi perhatian semua pihak agar jangan sampai terjadi penyelewengan, seperti penyelewengan bansos (bantuan sosial) sebelumnya.

"Untuk itu, kepada TNI-Polri kita minta juga turut mengawasi secara ketat agar dapat dipastikan tidak ada pihak yang menimbun dan memainkan harga," ujar La Nyalla.

n jon/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top