Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Pemerintah I Insentif Perlu Diberikan dalam Pengadaan Barang untuk Transisi Energi

Pemerintah Harus Lebih Serius Kembangkan EBT

Foto : ISTIMEWA

Enegri Baru Terbarukan (EBT)

A   A   A   Pengaturan Font

Memang, dalam beberapa tahun terakhir rasio elektrifikasi di Indonesia meningkat lumayan tingi meski itu pun sering terjadi mati listrik yang membuat industri kecil tidak optimal berproduksi. Ini sungguh tidak adil. Bagaimana warga di daerah terpencil bisa bersaing dalam pembangunan berbasis teknologi jika listrik saja mereka tidak punya.

Peneliti Alpha Resarch Database Indonesia, Ferdy Hasiman kepada Koran Jakarta, Senin (22/1) mengatakan, energi surya menjadi pilihan yang harus diakselerasi pengembangannya sebab potensinya sangatlah besar. Apalagi, sinar matahari bersinar sepanjang tahun di Tanah Air yang berada di garis khatulistiwa.

"Pengembangan energi surya sangat tepat. Sebagian daerah di Indonesia misalnya sangat panas, sinar matahari bersinar hampir sepanjang tahun, terlebih itu banyak terjadi di wilayah di Indonesia Timur," kata Ferdy.

Ia menambahkan, pemerintah selama ini selalu beralasan tenaga listrik dari EBT lebih mahal dibanding tenaga listrik dari fosil seperti batubara. Ini jelas pemutarbalikan fakta. Ini jelas jurus berkelit karena tidak serius membangun EBT.

Kenyataannya, EBT lebih efisien dibanding energi fosil. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di daerah terpencil biayanya sekitar 31 sen dollar AS per kWh, sedangkan biaya EBT (tenaga surya) hanya 15 sen dollar AS per kWh.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top