Pemerintah Dorong 'Agripreneur' ke Petani Muda
Kementan RI menerima kedatangan Duta Petani Muda seluruh provinsi di Indonesia
Foto: ISTIMEWAJAKARTA - Regenerasi petani menjadi tantangan besar di sektor pertanian lantaran sumber daya manusia (SDM) sektor pertanian di Tanah Air bakal diisi para petani berusia tua sehingga bisa mengganggu upaya penciptaan kemandirian pangan. Karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk menstimulasi generasi muda agar bersedia terjun di sektor pertanian.
Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong dan memfasilitasi bertumbuhnya usaha tani (agripreneur) yang dijalankan oleh generasi muda sehingga bisa menjadi garda terdepan dalam pembangunan di sektor pertanian.
"Tentu kami mendorong bertumbuhnya usaha tani yang dijalankan oleh generasi muda sehingga bisa menjadi garda terdepan pembangunan pertanian," kata Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (4/5).
Kuntoro menyampaikan pihaknya telah menerima kunjungan para Duta Petani Muda perwakilan seluruh provinsi di Indonesia, yang merupakan kegiatan tahunan dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) di Gedung Pusat Informasi Agribisnis (PIA) Kementan pada Jumat (3/5). Menurut Kuntoro, pemerintah berkomitmen dalam mengawal regenerasi petani melalui upaya menjadikan pertanian sebagai dunia usaha atau bisnis yang strategis dan menguntungkan.
"Kita optimistis bukan hanya dari aspek budi daya di hulu, tapi sampai hilir, mereka duta petani muda juga sangat menguasai inovasi pascapanen sampai pemasaran. Mereka luar biasa menguasai aspek bisnis pertanian secara utuh dan petani-petani muda seperti ini yang kita harapkan ke depan," ujar Kuntoro.
Kuntoro menegaskan program-program yang ada di Kementerian Pertanian melalui kegiatan penyiapan regenerasi petani sudah banyak menyentuh anak muda Indonesia dan harus dimasifkan terus. Petani yang hadir hari ini menurutnya mewakili berbagai peluang bisnis dan komoditas yang ada di sektor pertanian.
Berbagi Pengalaman
Kuntoro berharap pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki para duta tani terpilih ini dapat ditularkan kepada generasi muda lainnya sehingga mampu menjadi gerakan bersama dalam mengembangkan usaha tani yang menguntungkan. Menurutnya, saat ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menjadikan kembali pertanian sebagai sektor prioritas dalam pembangunan.
Sebelumnya, Direktur Program Indef, Esther Sri Asuti, mengatakan jumlah tenaga kerja pertanian terus turun dari tahun ke tahun. Selama 10 tahun, jumlah pekerja di sektor pertanian hanya bertambah kurang dari 20 persen.
Sensus pertanian pada 2003 menunjukkan jumlah pekerja di sektor pertanian tercatat sebanyak 31 juta orang. Angka tersebut naik lima juta orang dibandingkan catatan pada 2013 sebanyak 26 juta orang. "Saya yakin ada penurunan lagi di sensus pertanian pada 2023. Hal ini disebabkan oleh pertama, jumlah lahan juga menurun karena alih fungsi lahan," tegasnya, di Jakarta, Rabu (6/12).
- Baca Juga: Fokus Pasar Masih Tertuju ke Ekonomi AS, Ini Prediksi IHSG
- Baca Juga: Berpotensi Melemah Lanjutan (14/1)
Kedua, lanjutnya, pendapatan dari sektor pertanian tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. Ketiga, normalnya petani tidak mau anaknya menjadi petani karena sebagian besar miskin. Keempat, petani selalu diasosiasikan becek, dekil, hitam, dan kotor.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara, Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 2 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
- 3 Jepang Siap Dukung Upaya RI Wujudkan Swasembada Energi
- 4 Irena Sebut Transisi Energi Indonesia Tuai Perhatian Khusus
- 5 Perkuat Kolaborasi, PM Jepang Dukung Indonesia untuk Jadi Anggota Penuh OECD