Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Krisis di Myanmar I Asean Desak Pertanggungjawaban dari Pelaku Penyerangan di Myanmar

Pemerintah Bayangan Sambut Pembicaraan Damai Asean

Foto : AFP/ACHMAD IBRAHIM

KTT Asean I Para pemimpin negara Asean bertemu di Labuan Bajo, Indonesia, saat dilangsungkannya KTT Asean pada Rabu (10/5). Pada KTT ini, Asean menyatakan sangat prihatin atas tindak kekerasan yang sedang berlangsung di Myanmar dan mengutuk serangan baru-baru ini terhadap konvoi pejabat Asean yang mengantarkan bantuan kemanusiaan di Negara Bagian Shan, Myanmar.

A   A   A   Pengaturan Font

YANGON - Pemerintah bayangan Myanmar menyambut baik upaya ketua Asean yang dipegang Indonesia, untuk memulai pembicaraan damai di negara Asia tenggara yang dilanda perselisihan itu, tetapi mereka sangat tidak mempercayai junta yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta tahun 2021.

Hal itu disampaikan oleh seorang juru bicara pemerintah bayangan Myanmar, National Unity Government (NUG) pada Rabu (10/5), saat para pemimpin Asean berkumpul di Labuan Bajo, Indonesia, untuk menghadiri KTT Asean.

Para pemimpin Asean sendiri dalam KTT di Labuan Bajo, telah menyerukan segera diakhirinya permusuhan di Myanmar yang dikuasai junta militer dan mendorong segera dilaksanakannya dialog dan pengiriman bantuan.

"Hambatan terbesar untuk pembicaraan damai adalah junta militer," kata Kyaw Zaw, juru bicara pemerintahan bayangan Myanmar.

Kyaw Zaw mengatakan junta mencoba untuk menyesatkan masyarakat internasional, menunjuk pada kegagalannya untuk menerapkan konsensus perdamaian lima poin yang disetujui oleh jenderal tertinggi dengan Asean beberapa bulan setelah kudeta memicu kerusuhan yang meluas. "Junta tidak pernah menepati janjinya," imbuh Kyaw Zaw.

Kudeta di Myanmar tahun 2021, yang menggulingkan pemerintahan terpilih yang dipimpin peraih Nobel Aung San Suu Kyi dan membalikkan satu dekade reformasi demokrasi tentatif Itu, diikuti oleh penumpasan berdarah terhadap perbedaan pendapat sehingga menimbulkan perlawanan bersenjata.

Rezim militer berada dibawah tekanan karena gerakan perlawanan, bersama kelompok etnis bersenjata, terus memerangi pasukan junta. Sebagai pembalasan, militer telah mengintensifkan serangan dan serangan udara, dan berusaha untuk mengkonsolidasikan kekuasaan menjelang pemilu yang direncanakan.

Pada Rabu, sebuah surat kabar yang dikendalikan junta,Global New Light of Myanmar, memuat pernyataan yang mengundang para pejuang perlawanan untuk berdamai dengan pasukan junta dan menawarkan hadiah uang tunai kepada mereka yang menyerahkan senjata mereka.

Seruan Keprihatinan

Sementara itu dari Labuan Bajo, Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (Asean) menyatakan sangat prihatin atas tindak kekerasan yang sedang berlangsung di Myanmar dan mengutuk serangan baru-baru ini terhadap konvoi yang mengantarkan bantuan kemanusiaan di Negara Bagian Shan Myanmar.

Konflik di Myanmar ini sendiri telah mendominasi agenda pembicaraan saat para pemimpin Asean bertemu di Indonesia.

"Kami sangat prihatin dengan kekerasan yang sedang berlangsung di Myanmar dan mendesak penghentian segera segala bentuk kekerasan dan penggunaan kekuatan," kata Asean dalam sebuah pernyataan pada Rabu.

Asean pun menyerukan bagi lingkungan yang kondusif untuk pengiriman bantuan kemanusiaan yang aman dan tepat waktu serta dialog nasional yang inklusif. Sebelumnya pada Senin (8/5), Indonesia dan Singapura mengecam serangan terhadap konvoi bantuan yang membawa pejabat dan diplomat Asean.AFP/ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top