Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan SDM

Pemerintah Bangun Rusun di Pondok Pesantren

Foto : KORAN JAKARTA/AHMAD

RUSUN UNTUK SANTRI | Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono meresmikan Rumah Susun (Rusun) di Pondok Pesantren Al Falah, di Desa Geger, Madiun, Jawa Timur, Selasa (29/5). Pembangunan rusun ini menggunakan anggaran negara sebesar 7 miliar rupiah.

A   A   A   Pengaturan Font

MADIUN - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono meresmikan Rumah Susun (Rusun) di Pondok Pesantren Al Falah, di Desa Geger, Kecamatan Geger, Madiun, Jawa Timur. Keberadaan rusun di area pondok pesantren ini sangat penting karena untuk membentuk karakter bangsa.

"Setelah fokus kepada infrastruktur, sekarang kita lanjut ke pembangunan sumber daya manusia, khususnya di pondok pesantren. Menurut Presiden, pembangunan rusun di pesantren itu sebagai pembentukan karakter bangsa," kata Basuki di Madiun, Selasa (29/5).

Menurut Menteri PUPR, sejak tahun lalu pemerintah telah membangun sebanyak 315 rusun di lingkungan pondok pesantren. Sedangkan di Jawa Timur sendiri terdapat 45 rusun. "Total anggarannya sebesar 4,3 triliun rupiah," kata dia.

Sementara itu, Diah Kusumaningrum selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Rumah Susun dan Rumah Khusus, SNVT Penyediaan Perumahan, Ditjen Perumahaan Kementerian Pekerjaan Umum, Provinsi Jawa Timur, menjelaskan anggaran pembangunan rusun di Ponpes Al Falah menghabiskan dana 7 miliar rupiah.

Khusus untuk anggaran meubelair, terdiri dari tempat tidur tingkat sebanyak 108 unit, lemari pakaian 108 unit, dan busa kasur sebanyak 216 unit, menghabiskan dana sebesar 724 juta rupiah.

"Pembiayaannya menggunakan APBN. Proyek ini dikerjakan dari Maret 2017 dan selesai Maret 2018," kata dia.

Diah menuturkan beberapa kendala untuk membangun rusun di Al Falah ini sehingga target waktu dapat terpenuhi, di antaranya jalan yang sempit dan lokasi lahan yang berdekatan dengan sungai. "Ternyata harus 15 meter jaraknya dari sungai. Dengan aturan seperti itu kita nggak bisa. Akhirnya kita sampaikan dan user bersedia membeli tanah lagi di sekitar sungai," kata Diah.

Salah satu santri Ponpes Al Falah, Muyasaroh, 18 tahun, mengaku cukup senang dengan keberadaan rusun yang baru diresmikan ini. Sebab, ia bisa lebih nyaman belajar. Mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Arab, STAINU Madiun, ini berharap rusun juga dilengkapi dengan perpustakaan dan laboratorium komputer.

"Dengan berbagai fasilitas ini tentu memudahkan kita untuk menuntut ilmu. Tapi kami berharap ditambah perpustakaan dan disertai laboratorium komputer sehingga kita tidak hanya mengaji saja tapi juga mengetahui perkembangan dunia luar," tukasnya. ahm/AR-2

Komentar

Komentar
()

Top