Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pemerintah AS Akan Cabut Izin Tinggal Mahasiswa Asing di Program Kuliah "Online"

Foto : picture-alliance/AP Photo/C Krupa
A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Otoritas di Amerika Serikat (AS) pada Senin (6/7) mengatakan, mahasiswa asing yang universitasnya hanya menawarkan kuliah "online" pada semester depan akan dicabut izin tinggalnya dan harus meninggalkan AS.

"Siswa aktif yang saat ini berada di Amerika Serikatyang terdaftar dalam program semacam itu harus meninggalkan negara ini atau mengambil tindakan lain, seperti pindah ke sekolah dengan instruksi (pembelajaran) langsung untuk tetap dalam status sah menurut hukum," kata United States Immigration and Customs Enforcement (ICE).

"Jika tidak, mereka mungkin menghadapi konsekuensi imigrasi termasuk, tetapi tidak terbatas pada, inisiasi proses pemulangan," imbuh mereka.

ICE menerangkan dalam sebuah pernyataan, kebijakan baru itu berkaitan dengan mahasiswa dan pelajar pemegang jenis visa F-1 dan M-1 non-imigran. Visa F-1 diberikan kepada mahasiswa untuk mengikuti kursus akademik, sedangkan visa M-1 diberikan untuk mengikuti "kursus kejuruan", kata ICE.

Selanjutnya disebutkan, Kementerian Luar Negeri AS tidak akan mengeluarkan visa untuk siswa yang terdaftar di sekolah-sekolah dan / atau program-program yang sepenuhnya online untuk semester musim gugur dan ICE juga tidak akan mengizinkan siswa-siswa ini untuk memasuki AS.

Universitas yang menawarkan sistem kelas tatap muka dan "online" secara bersamaan harus menunjukkan, bahwa mahasiswa asing mengambil sebanyak mungkin kelas tatap muka, untuk dapat mempertahankan status mereka.

Menurut Gonzalo Fernandez, warga Spanyol berusia 32 tahun yang sedang mengikuti program S3 di bidang ekonomi di Universitas George Washington, Washington DC mengatakan, hal yang terburuk adalah ketidakpastian. "Kita tidak tahu apakah kita akan memiliki kelas pada semester depan, apakah kita harus pulang, jika mereka akan mengusir kita," ucap dia.

Sebagian besar perguruan tinggi di AS belum mengumumkan rencana mereka untuk semester musim gugur. Sejumlah lembaga pendidikan sedang mencoba model pengajaran hibrida dengan tatap muka langsung dan sistem "online", tetapi beberapa universitas mengatakan hanya akan menawarkan kuliah jarak jauh, termasuk universitas terkemuka Harvard University.

Harvard mengatakan 40 persen dari mahasiswa sarjana akan diizinkan kembali ke kampus - tetapi kuliah hanya dilakukan dari jarak jauh.

Menurut Institute of International Education (IIE), pada tahun akademik 2018-19 ada lebih dari satu juta siswa internasional di AS yang merupakan 5,5 persen dari total populasi pendidikan tinggi AS. IIE mengatakan, perekonomian AS pada 2018 meraup dana sekitar 44,7 miliar dollar AS dari siswa internasional.

Jumlah siswa internasional terbesar berasal dari Tiongkok, diikuti oleh India, Korea Selatan, Arab Saudi dan Kanada.

Presiden Donald Trump, yang berkampanye untuk pemilihan kembali pada November, mengambil sikap keras dalam politik imigrasi. Pada Juni lalu, Trump membekukan penerbitan "greencard" hingga 2021. AFP/DW/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top