Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pembunuhan Sadistis

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Hanya dalam hitungan sepekan, publik dikejutkan dengan kasus pembunuhan yang sangat sadis di sekitar Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek). Kengerian membayangi masyarakat, sebab semua peristiwa itu terus diulang televisi.

Untuk menyegarkan ingatan, ada empat pembunuhan sadis. Pertama, pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat pada Selasa, (13/11/) pagi. Pelaku, Haris Simamora yang masih kerabat korban, menghabisi satu keluarga: Diperum Nainggolan (38), Maya Boru Ambrarita (37), dan kedua anak mereka Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7).

Pembunuhn sadis kedua terjadi di Cileungsi, Bogor atas diri mantan jurnalis Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi. Mayat Dufi, warga Tengerang itu dimasukkan dalam drum dan dibuang di lahan kosong Minggu (18/11). Polisi dalam waktu cepat menangkap sepasang pelaku M Nurhadi dan teman wanitanya. Diduga, pembunuhan ini berlatar belakang perampokan karena sejumlah barang bukti disimpan pelaku, termasuk mobil yang kini masih dicari.

Belum tuntas kasus Dufi, warga dikejutkan lagi dengan pembunuhan di kawasan kos-kosan Mampang Prapatan VIII, Jakarta Selatan, Selasa (20/11). Korban bernama Ciktuti Iin Puspita (22), seorang sebagai pemandu karaoke. Lagi-lagi sepasang insan yang menjadi pelaku yang cukup kenal korban. Kedua pelaku mendatangi tempat kos korban, cekcok, lalu menghabisi nyawa korban. Karena panik, mayat korban dimasukkan ke dalam lemari, sehingga kasusnya disebut mayat dalam lemari.

Publik masih belum mengerti atas rentetan pembunuhan sadis tersebut, kembali dihebohkan dengan pembuhan wanita di Kampung Tangkil, Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (21/11). Korban bernama Rahayu Susilowati (35) tewas. Kanit Reskrim Polsek Caringin, Iptu Yunli Pangestu, korban dibunuh. Namun, motifnya belum diketahui. Polisi juga tidak menemukan barang-barang korban hilang.

Dari empat kasus pembunuhan sadis dalam rentang waktu sangat dekat dipicu perampokan dan dendam. Dua faktor ini sering terjadi tiba-tiba atau sudah direncanakan pelaku, bergantung pada psikologi dan kejiwaan pelaku.

Faktor dominan yang kerap mengiringi pembunuhan sadis adalah upaya perampokan atau ingin menguasai harta benda korban dan menghilangkan jejak. Pelaku kerap panik dan membuang jenazah ke laut, sungai, hutan, atau dalam kardus dan drum.

Terkait dendam, kita harus mengambil pelajaran sangat berharga agar mampu mengendalikan emosi dan perilaku dalam menghadapi setiap masalah. Lontaran kata dan kalimat yang bernada menghina, apalagi terus-menerus diucapkan kepada pihak tertentu, bisa menimbulkan dendam dan memicu seseorang melakukan tindakan sadistis.

Menurut pakar kriminologi Universitas Indonesia, Yogo Tri Hendiarto, masalah sepele seperti ucapan dan kata-kata penghinaan, memang sering berujung pembunuhan. Dia menyarankan masyarakat pandai menjaga tutur kata. Sederhana, tapi sering dilupakan banyak orang.

Psychology Today bisa menjadi peringatan bahwa dendam adalah salah satu insting dasar yang dimiliki manusia. Perilaku yang dilatari dendam, sebetulnya pesan dari pelaku terhadap korban. Namun, kontrol perilaku yang dilatari dendam cenderung sulit dan makan korban. Jadi, balas dendam dianggap sebagai bentuk penegakan keadilan, kerja sama sosial, dan perlindungan terhadap lingkungan terdekat. Namun, balas dendam kerap kali membahayakan pelaku dan korban, tanpa memenuhi tujuan tersebut.

Komentar

Komentar
()

Top