Pemberontak Klaim Rebut Komando Militer Wilayah Barat
Sejumlah anggota pasukan pemberontak etnis Myanmar saat berkumpul dalam sebuah upacara di sebuah kota di Negara Bagian Shan pada Oktober lalu. Pada Jumat (20/12) malam lalu, kelompok pemberontak etnis Myanmar mengklaim bahwa mereka telah merebut komando
Foto: AfpBANGKOK - Kelompok pemberontak etnis Myanmar mengklaim bahwa mereka telah merebut komando regional militer di Negara Bagian Rakhineyang berbatasan dengan Bangladesh, dan hal ini akan menjadi pukulan telak berikutnya bagi junta.
“Tentara Arakan (AA) telah menguasai sepenuhnya komando regional barat junta di Ann pada Jumat (20/12) setelah pertempuran sengit selama dua pekan,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan di saluran media sosial Telegram pada Jumat malam.
Lewat saluran media sosial itu, AA juga mengunggah foto seorang pria yang disebutnya sebagai wakil komandan regional Ann, dalam tahanan para pejuangnya.
Kantor berita AFP tidak dapat mengkonfirmasi informasi tersebut dan telah menghubungi juru bicara AA untuk mendapatkan konfirmasi. AFP juga tidak dapat menghubungi warga di sekitar Ann karena layanan internet dan telepon tidak memadai.
Ann akan menjadi komando militer regional kedua yang jatuh ke tangan pemberontak etnis dalam lima bulan dan merupakan pukulan besar bagi militer.
Militer Myanmar memiliki 14 komando regional di seluruh negeri, dan banyak dari komando tersebut saat ini tengah memerangi kelompok pemberontak etnis atau Pasukan Pertahanan Rakyat yang baru muncul untuk memerangi kudeta militer tahun 2021.
Pertempuran telah mengguncang Negara Bagian Rakhine sejak AA menyerang pasukan keamanan pada November tahun lalu, yang mengakhiri gencatan senjata yang sebagian besar telah berlangsung sejak kudeta.
Pejuang AA sebelumnya dilaporkan telah merebut sebagian besar wilayah di negara bagian yang merupakan rumah bagi proyek pelabuhan yang didukung Tiongkok dan India dan hampir mengisolasi ibu kota negara bagian Sittwe.
Daerah Perbatasan
Dalam beberapa dekade pertempuran yang terjadi sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948, militer tidak pernah kehilangan komando militer regional hingga Agustus lalu, ketika Tentara Aliansi Demokrasi Nasional Myanmar merebut komando militer wilayah timur laut di Lashio Di Negara Bagian Shan.
Daerah perbatasan Myanmar adalah rumah bagi berbagai kelompok etnis bersenjata yang telah memerangi militer sejak kemerdekaan untuk mendapatkan otonomi dan kendali atas sumber daya yang menguntungkan.
Bulan lalu PBB memperingatkan Negara Bagian Rakhine sedang menuju bencana kelaparan, karena bentrokan yang terus berlangsung telah merugikan sektor perdagangan dan produksi pertanian.
"Perekonomian Rakhine telah berhenti berfungsi," kata laporan dari Program Pembangunan PBB, seraya memproyeksikan bahwa kondisi kelaparan akan terjadi pada pertengahan tahun 2025 jika tingkat kerawanan pangan saat ini tidak ditangani. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 KPU: Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Jakarta pada Kamis
- 2 Hari Kamis KPU tetapkan Gubernur
- 3 Perluas Akses Permodalan, Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM hingga Pekerja Migran
- 4 Panglima TNI Mutasi 101 Perwira Tinggi, Kepala BSSN dan Basarnas Juga Diganti
- 5 Marselino Ditemani Ole Romeny di Oxford United
Berita Terkini
- Lakukan Pengobatan dari IDI Cirebon yang Satu Ini Demi Menghindari Penyakit Salpingitis
- Dukung Program Pemerintah, Garuda Indonesia Grup Bagikan Makan Bergizi di Tangerang
- Jumlah Korban Tewas Meningkat Menjadi 53 Orang Akibat Gempa Tibet
- IDI Indramayu Berikan Solusi Pengobatan yang Ampuh Bagi Anda Penderita Varikokel
- BMKG: Gempa di Nepal-Tiongkok Tak Berpengaruh ke Indonesia