Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Penyebaran Covid-19

Pembatasan Pergerakan Parsial di Belanda Kembali Memicu Kerusuhan

Foto : DANNY KEMP / AFP

DEMO KEBIJAKAN PEMBATASAN I Petugas anti huru-hara berjaga di jalanan Den Haag, Belanda, Sabtu (20/11) saat aksi demonstrasi terhadap kebijakan pemerintah yang memberlakukan pembatasan pergerakan.

A   A   A   Pengaturan Font

DEN HAAG - Kerusuhan baru kembali pecah di Belanda pada Sabtu (20/11) malam waktu setempat sebagai protes terhadap kebijakan pemerintah yang memberlakukan pembatasan pergerakan untuk mengantisipasi penyebaran virus korona. Para perusuh melempari polisi dengan batu dan kembang api saat aksi protes pada malam kedua yang berubah menjadi kekerasan.

Petugas anti huru-hara dengan perlengkapan lengkap menyerang kelompok demonstran di Den Haag. Meriam air juga dikerahkan untuk memadamkan tumpukan sepeda yang terbakar di persimpangan yang padat. Sebanyak lima petugas polisi terluka dan sedikitnya 7 orang ditangkap.

"Kerusuhan juga meletus di pusat kota "Sabuk Alkitab" Urk, dan kota-kota di provinsi Limburg selatan. Sementara itu, para para penggemar yang marah mengganggu dua pertandingan sepak bola yang digelar secara tertutup karena aturan virus korona," kata media Belanda.

Pada malam sebelumnya, aksi kekerasan pecah di kota pelabuhan Rotterdam, yang melukai setidaknya tiga orang ketika polisi melepaskan tembakan dan 51 tersangka ditangkap. Belanda kembali melakukan penguncian parsial pertama di Eropa Barat pada musim dingin Sabtu lalu, setidaknya dalam tiga minggu dan sekarang berencana untuk melarang orang yang tidak divaksinasi memasuki beberapa tempat, yang disebut opsi 2G.

Protes damai yang melibatkan ribuan orang yang menentang rencana untuk membatasi orang yang tidak divaksinasi dari akses ke tempat-tempat tertentu terjadi di kota-kota di Belanda pada Sabtu pagi, tetapi suasana berubah pada Sabtu malam.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top