Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Peluang Konsolidasi Terbuka

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi terkonsolidasi dalam perdagangan tengah pekan ini. Pergerakan IHSG diperkirakan bergantung pada sentimen eksternal, mengingat faktor internal minim.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pergerakan IHSG, hari ini (15/5), bakal dipengaruhi fluktuasi harga komoditas global. Selain itu, rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) akan menjadi petunjuk baru bagi investor untuk membaca arah kebijakan bank sentral setempat atau Federal Reserve (the Fed).

Karenanya, Herditya memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Rabu (15/5), bergerak cenderung menguat dengan support 7.071 dan resistance 7.106.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (14/5) sore, ditutup melemah terbayang oleh sentimen seiring memanasanya konflik di Timur Tengah. IHSG ditutup melemah 15,50 poin atau 0,22 persen ke posisi 7.083,75, sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,96 poin atau 0,33 persen ke posisi 892,58.

"Bursa regional Asia cenderung tertahan di zona melemah, yang tampaknya dipengaruhi kondisi konflik di Timur Tengah, yang mana militer Israel kembali mengepung secara intens di jalur Gaza Palestina, baik dari sisi utara dan selatan," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Dengan demikian, hal tersebut menimbulkan dampak adanya serangan militer Israel yang semakin intensif, sehingga menyebabkan potensi memanas di kawasan Timur Tengah.

Selain itu, sentimen lainnya yaitu pelaku pasar cenderung berhati-hati jelang menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS), karena bisa mempengaruhi waktu pemangkasan suku bunga acuan AS.

Dari dalam negeri, kinerja penjualan memberikan indikasi tetap kuat yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) periode Maret 2024 mencapai 235,4 atau tumbuh sebesar 9,3 persen year on year (yoy) jika dibanding dari bulan sebelumnya sebesar 6,4 persen (yoy).

Hal tersebut memberikan indikasi ekspansi perdagangan dan ini juga ditopang seiring dengan percepatan belanja selama bulan puasa Ramadhan dan menjelang perayaan Idul Fitri.

Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG bergerak ke zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor meningkat yaitu dipimpin sektor barang konsumen primer sebesar 0,11 persen, diikuti sektor properti dan sektor kesehatan yang masing-masing naik 0,71 persen dan 0,51 persen.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top