Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kontrak Migas

Peluang Investor Incar WK Panai Masih Terbuka

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kesempatan investor minyak dan gas bumi (migas) mendapatkan kontrak dalam pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Panai setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih terbuka lebar. Pasalnya, pemerintah kembali membuka penawaran wilayah kerja tersebut melalui mekanisme lelang langsung secara regular pada Mei lalu.

WK Panai menyimpan potensi gas besar dengan split bagi hasil tinggi. "Ini salah satu area WK yang menarik dikembangkan. Selain ditawarkan melalui mekanisme lelang reguler dengan split bagi hasil tinggi, WK Panai berada di lokasi strategis dikelilingi infrastruktur yang mendukung serta memiliki potensi hidrokarbon," ungkap Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Direktorat Jenderal Migas Ariana Soemanto di Jakarta, Selasa (18/6)

Ariana menjelaskan secara spesifik lokasi strategis WK Panai. Berada di daratan dan lepas pantai Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Riau dengan luas area 5.180,46 km2, sekitar WK Panai terdapat beberapa WK aktif yang telah terbukti memiliki kandungan hidrokarbon, seperti WK Coastal Plain Pekanbaru (CPP), WK Kisaran, WK Rokan, dan WK Siak.

"Sebagai WK eksplorasi dengan perkiraan sumber daya gas sekitar 500 Billion Cubic Feet (BCF) dan ditawarkan dengan split high risk. Pada gas bumi, kontraktor akan mendapatkan 45 persen setelah pajak, sedangkan untuk minyak bumi, kontraktor akan mendapatkan 40 persen after tax. Tentu, ini menjadi hal menarik, di mana meskipun dengan lokasi WK Panai yang berada di wilayah Sumatera, wilayah yang tergolong mature, namun memiliki split yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan split WK di sekitarnya," ujar Ariana.

Kaya Hidrokarbon

WK Panai berada di cekungan Sumatera tengah yang merupakan cekungan busur belakang tersier yang terletak di bagian tengah Pulau Sumatera. Cekungan Sumatera tengah terbukti kaya hidrokarbon paling produktif di Indonesia dan Asia Tenggara.

Hidrokarbon pada cekungan ini pertama kali diketahui dari rembesan minyak di daerah Lubuk Bendahara, Sungai Rokan yang dipublikasikan pada tahun 1920.

"WK ini memiliki potensi baik thermogenik maupun biogenik yang keduanya dapat menjadi opsi bagi investor dalam pengembangannya," jelas Ariana.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top