Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Krisis - Pemerintah Berharap Perbankan Nasional Bisa Bertahan

Pelemahan Kurs Rupiah Ancam Kinerja Perbankan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Terkait risiko akibat bubble property, Iskandar mengungkapkan ancaman kredit macet dari sektor ini memang nyata. Apalagi, jika berkaca pada krisis keuangan 1997/1998 yang dipicu oleh kredit macet properti. "Karena mereka dulu meminjam ke luar negeri. Jadi, akhirnya utang mereka melambung gara-gara depresiasi tajam rupiah.

Padahal, penerimaan dalam rupiah, tapi harus bayar utang dalam dollar. Jadi secara kesimpulan krisis 1997/1998 itu kontribusi dari sektor properti. Pengusaha propertilah yang bikin negara ini bangkrut. Itu yang nggak tersoroti," tukas Iskandar. Iskandar berharap pemerintah tidak kecolongan lagi karena outstanding kredit properti sudah berkisar 800 triliun-900 triliun rupiah.

Di sisi lain, penilaian harga aset properti sudah melonjak sekitar 500 persen dalam delapan tahun terakhir. Sementara itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, berharap perbankan nasional bisa bertahan walaupun nilai tukar rupiah terus melemah.

Menurut dia, ada dua indikator yang perlu diperhatikan perbankan agar mereka tetap tahan banting. Indikator pertama, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR). Kedua, rasio kredit bermasalah (NPL). Menkeu berharap dua indikator tersebut bisa terjaga baik.


Halaman Selanjutnya....

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top