Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pelayan yang Rendah Hati

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Kini, sebagai bangsa, rakyat boleh bangga bahwa Paus Fransiskus mengangkat Mgr Ignatius Suharyo yang sebelumnya juga menjadi Uskup Agung Semarang. Kini, Mgr Suharyo juga sebagai Uskup Agung Jakarta menggantikan jabatan pelayanan Julius Kardinal Darmaatmadja.

Dengan demikian, kini Indonesia memiliki dua Kardinal. Ini sesuatu yang istimewa bagi bangsa. Memang, dari segi usia, Julius Kardinal Darmaatmadja sudah tidak bisa dipilih sebagai Paus. Namun, kemungkinan itu masih terbuka lebar bagi Bapak Kardinal Suharyo pada saat terjadi Konklaf di masa mendatang.

R o m o I g n a t i u s Kardinal Suharyo dikenal sebagai sosok imam dan uskup yang rendah hati, lembut, namun tegas dalam prinsip kebenaran, keadilan, dan keutuhan ciptaan serta l i ngkungan hidup. Setiap perkataannya teduh tersampaikan dan terdengar menjadi peneguh.

Saat ditahbiskan menjadi Uskup Agung Semarang, 22 Agustus 1997, Mgr Ignatius Suharyo memilih motto: Serviens Domino cum Omni Humilitate (Melayani Tuhan dengan segala kerendahan hati). Secara disruptif, Mgr Suharyo memilih "caping gunung" yang biasa dipakai para petani dan para gembala desa saat menggiring ternak mereka. Dia sosok pribadi yang dekat dengan orang kecil dan alam semesta.

Tentu saja, lebih dari segala simbol yang dipilihnya, Mgr Ignatius Suharyo memang selalu hadir sebagai gembala yang rendah hati dan melayani dengan segala kemurahan hati, meski pelayanannya tidak murahan. Dalam tata penggembalaanya, beliau menempatkan kerendahan hati melalui pelayanan partifisipatif yang melibatkan umat. Prinsipnya, tidak mempersulit yang mudah, dan mempermudah yang sulit demi keselamatan jiwa-jiwa dan keutuhan ciptaan serta lingkungan hidup.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top