Pelatih Baru Harus Punya Pengalaman dan Kemampuan Komunikasi
Shin Tae-yong
Foto: AFP/KARIM JAAFARJAKARTA - PSSI secara resmi mengumumkan penghentian kerja sama dengan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Keputusan ini menandai berakhirnya kiprah pelatih asal Korea Selatan tersebut bersama skuad Garuda. Shin Tae-yong, yang telah menjadi arsitek timnas selama beberapa tahun terakhir, resmi diberhentikan dari posisinya, Senin (6/1).
Keputusan ini memunculkan beragam reaksi dari para pendukung timnas Indonesia. Sebagian besar menyayangkan berakhirnya era kepelatihan Shin Tae-yong yang dianggap membawa perubahan positif, sementara yang lain menganggap langkah ini sebagai sesuatu yang perlu dilakukan demi kemajuan yang lebih besar.
Pengamat sepak bola Eko Noer Kristiyanto menyatakan bahwa keputusan PSSI untuk mengganti pelatih merupakan bagian dari dinamika yang wajar dalam dunia sepak bola.
“Setiap pelatih selalu dinilai berdasarkan target-target yang telah ditentukan sebelumnya. Meski ada peningkatan performa, itu belum cukup jika target utama tidak tercapai,” ujar dia.
Eko menjelaskan bahwa penampilan tim yang membaik atau permainan yang lebih menarik saja tidak bisa menjadi tolok ukur utama. Baginya, langkah pergantian pelatih adalah sesuatu yang lumrah terjadi ketika federasi merasa ada kebutuhan untuk mengejar tujuan yang lebih besar.
Eko menambahkan, keputusan memberhentikan Shin Tae-yong tidak terlepas dari beban berat yang kini berada di pundak PSSI. Jika PSSI salah memilih pengganti, proyek ambisius untuk membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia bisa terancam gagal.Dia juga mengingatkan bahwa tanggung jawab federasi akan semakin besar. Jika pelatih baru tidak memberikan hasil yang diharapkan, federasi, termasuk ketua umum PSSI, akan berada di bawah tekanan yang lebih besar.
Namun, Eko juga meyakini bahwa nama Shin Tae-yong tetap akan dikenang dengan baik oleh publik sepak bola Indonesia. Menurut dia, meskipun keputusan pemberhentian ini diambil, persepsi terhadap sosok Shin Tae-yong akan tetap positif, terutama mengingat kontribusi besar yang telah dia berikan selama melatih timnas.
Lebih jauh, Eko melihat bahwa pemecatan ini bukan semata-mata soal kegagalan di Piala AFF 2024. Dia menjelaskan bahwa Piala AFF hanyalah salah satu turnamen regional yang tidak memiliki bobot signifikan dalam skala target jangka panjang.
“Seperti yang telah diungkapkan ketua umum PSSI, pergantian ini lebih berkaitan dengan rencana besar yang ingin diwujudkan federasi, termasuk ambisi untuk tampil di Piala Dunia,” ujar Eko.
Menurut dia, Shin Tae-yong telah diberi waktu yang cukup lama untuk membawa perubahan, sehingga keputusan ini lebih didasarkan pada rasionalitas dan kebutuhan untuk bergerak ke arah yang lebih tinggi. ben/I-1
Berita Trending
- 1 Kebijakan PPN 12 Persen Masih Jadi Polemik, DPR Segera Panggil Menkeu
- 2 Nelayan Kepulauan Seribu Segera miliki SPBU Apung
- 3 Athletic Bilbao dan Barca Perebutkan Tiket Final
- 4 Banjir Bandang Lahar Dingin Gunung Jadi Perhatian Pemerintah pada 2025
- 5 Mulai Januari 2025, Usia Pensiun Pekerja Indonesia Naik Satu Tahun Menjadi 59 Tahun