Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penyebaran Covid-19 I Masyarakat Takut Divonis Tertular

Pelacakan Kontak Penting untuk Mencegah Penularan

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyayangkan sikap sebagian masyarakat yang masih menolak melakukan pelacakan kontak. Padahal, menurut Ketua Satuan Tugas ( Satgas) Penanganan Covid-19, Letnan Jenderal (Letjen) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Doni Monardo, pelacakan kontak penting demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Jadi, tidak ada alasan bagi masyarakat untuk menolak pelacakan kontak. Penanganan kesehatan adalah sebuah kerja kemanusiaan," kata Doni melalui keterangan tertulis, Minggu (22/11).

Saat ini, satgas bersama Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Daerah pun telah menurunkan lebih dari lima ribu relawan pelacak kontak atau tracer untuk melakukan deteksi awal penularan di 10 prioritas.

Doni menduga fenomena penolakan masyarakat akan pelacakan kontak ini terjadi karena di masyarakat masih berkembang stigma negatif bagi penderita Covid-19, masyarakat takut divonis tertular.

"Padahal, masyarakat tak perlu takut karena mayoritas penderita Covid-19 sembuh. Di Indonesia, sekarang angka kesembuhan telah menembus 83,9 persen dari kasus aktif, jauh di atas kesembuhan dunia yang di level 69 persen," kata Doni.

Tenaga kesehatan, kata Doni, hendak memastikan gejala sakit dikenali lebih awal dan demikian juga dengan riwayat kontak pasien. Semakin cepat diketahui, penularan lebih luas bisa dicegah karena memang mayoritas penderita Covid-19 adalah orang tanpa gejala.

Dalam rilisnya itu, Doni juga mengimbau petugas diminta melakukan pendekatan pada masyarakat secara persuasif. Pendekatan yang dimaksud adalah mengajak masyarakat agar mau bekerja sama atas nama nilai-nilai kemanusiaan.

"Mulailah dengan penelusuran dari pasien positif. Misalnya, dari Lurah Petamburan, selanjutnya tes massal dari keluarga inti dan semua orang yang memiliki kontak erat dengan pasien," ujar Doni.

Hal itu dikatakan menyusul ditemukannya kasus baru setelah terjadi kerumunan di beberapa momen dan daerah. Kerumunan tersebut, seperti semasa libur panjang, demonstrasi menolak Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, penjemputan tokoh agama di Bandara Soekarno-Hatta, Tebet, Jakarta Selatan (Jaksel), Megamendung Bogor, dan Petamburan, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Sampaikan Apresiasi

Terkait peran Satgas, Doni menyadari kesulitan yang dihadapi petugas di lapangan. Tak lupa, Doni menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas kerja keras mereka dalam melayani masyarakat menghadapi pandemi Covid-19. "Maka dari itu, dibutuhkan kerelaan hati dari masyarakat untuk melakukan swab, terutama bagi yang pernah mengikuti kerumunan," kata Doni.

Untuk melakukan tes swab di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), kata Doni, tidak dipungut biaya.

Sementara itu, Satgas Penanganan Covid-19 daerah diimbau untuk melanjutkan kerja keras menelusuri kasus dan segera melakukan karantina di tempat yang telah ditentukan.

"Ini berlaku pada semua orang, baik bagi orang tanpa gejala maupun yang sudah bergejala, supaya semua bisa selamat," terang Doni.

Doni turut berharap upaya ini didukung oleh tokoh-tokoh masyarakat termasuk para Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Ketua Rukun Warga (RW). "Sampaikan bahwa kami akan melakukan tes massal, dimulai dari keluarga inti yang positif. Ini bagian dari upaya memutus mata rantai penularan Covid-19," paparnya.

n jon/Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Yohanes Abimanyu, Antara

Komentar

Komentar
()

Top