Pedoman TikTok Dinilai Belum Ampuh Tangkal Perdagangan Burung Ilegal
Burung cica-daun kecil, spesies yang berkerabat dekat dengan cica-daun besar, yang populasinya juga menurun dari perdagangan burung cucak ijo pada umumnya.
TikTok memiliki tanggung jawab dan komitmen untuk tidak memperbolehkan penjualan spesies yang terancam punah secara online.
Sicily Bambini Fiennes, University of Leeds
Di seluruh Asia Tenggara, berbagai jenis burung pekicau (songbird) tak pernah lepas dari tekanan perburuan. Masyarakat menganggap burung ini sebagai peliharaan, ornamen, satwa yang dilepas pada upacara doa, hingga peserta kompetisi nyanyian.
Misalnya, burung cucak rawa (Pycnonotus zeylanicus) yang banyak dipelihara di kawasan ini, termasuk oleh Presiden Indonesia keempat, Abdurrahmad Wahid atau Gus Dur. Menurut Daftar Merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN), burung cucak rawa berstatus Kritis Terancam (Critically Endangered) atau satu kategori sebelum dinyatakan Punah di Alam (Extinct in the Wild).
Pertumbuhan teknologi internet yang pesat memfasilitasi perdagangan burung kicauan dan para pelaku konservasi masih kesulitan mengatasinya. Pasalnya, internet menyediakan jalur baru bagi eksploitasi, perdagangan, dan penjualan satwa liar, termasuk burung kicauan. Tren perdagangan online juga kian tinggi akibat pembatasan sosial selama pandemi.
Tren ini memperparah "Krisis Kepunahan Burung Pekicau Asia", sebutan IUCN untuk kondisi kedaruratan populasi jenis burung tersebut di alam liar.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya