Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pedagang Boleh Lega! Majelis Ulama Indonesia Tegaskan Tak Ada Pihak yang Lakukan Aksi Sweeping ke Rumah Makan Selama Bulan Ramadan

Foto : istimewa

Warteg

A   A   A   Pengaturan Font

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat meminta tak ada pihak yang melakukan aksi sweeping atau razia terhadap tempat makan selama bulan Ramadan. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI Amirsyah Tambunan.

"Jangan ada sweeping-sweeping (rumah makan). Jangan ada seperti itu. Kalau ada istilah tutup semua saat Ramadan, tutup yang mana harus jelas," kata Amirsyah, dikutip Selasa (29/3).

Amirysah menegaskan, kegiatan perekonomian harus tetap berjalan di bulan Ramadan. Namun, perlu dilakukan dengan bijak terutama pengusaha yang menjual makanan.

"Di satu sisi tak mengganggu orang yang sedang berbuka. Di sisi lain, penjual makan bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan. Yang tidak boleh kan transparan membuka seolah-olah tak ada puasa, tak memberi penghargaan kepada masyarakat," ucapnya.

Pernyataan Amirsyah tersebut sekaligus merupakan respon dari pernyataan MUI Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang meminta pemilik usaha kuliner, seperti restoran, kafe, rumah makan, hingga warung kopi atau warkop di wilayahnya tutup pada siang hari selama bulan Ramadan.

Di sisi berbeda, Sekretaris Umum MUI Kabupaten Bekasi Muhhidin Kamal meminta para pengelola dan pengusaha tempat hiburan malam menutup sementara aktivitas usahanya selama bulan puasa. Adapun permintaan tersebut juga ditujukan kepada pemilik usaha kuliner, akan tetapi pada waktu di siang hari saja.

"Saya mengimbau kepada pemilik usaha kuliner agar menghormati Bulan Suci Ramadan dengan menutup tempat usaha pada siang hari selama Ramadan," ujar Muhhidin, dikutip dari Antara.

Sementara, Ketua MUI Cholil Nafis sebelumnya menyampaikan bahwa bulan Ramadan jangan sampai menutup usaha atau hajat orang lain yang tidak berpuasa. Menurutnya, bulan Ramadan jangan ternodai dengan sikap-sikap intoleran seperti penutupan tempat makan.

"Warung tak usah ditutup jualannya, tapi makannya jangan dipamerkan kepada orang yang sedang berpuasa. Yang puasa jangan menutup hajat orang lain tapi yang tak puasa jangan menodai bulan Ramadan. Ayo saling tenggang rasa dan saling menghormati," tutur Cholil melalui akun Twitter pribadinya @cholilnafis.

Ia juga meminta warung makan yang buka untuk membuat semacam penghalang agar orang-orang yang sedang makan di dalam tidak terlihat secara gamblang oleh orang yang sedang berpuasa di luar tempat makan.

"Karena juga ada Muslim yang berhalangan puasa atau mendapat ruskhshah (keringanan) tidak berpuasa. Di bulan Ramadhan warung-warung tidak usah tutup tetapi jangan ngeblak (secara terbuka) makan dan minum di depan orang-orang yang sedang menjalankan ibadah puasa," kata Cholil.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top