PDIP vs PSI, Pemilih Muda dan Media Sosial di Mata Kedua Parpol
Pelajar Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa Aceh Besar memasukkan surat suara ke kotak saat mengikuti sosialisasi dan simulasi pemilu di rumah pintar Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Banda Aceh, Senin (28/10/2019).
Sementara, PSI dipilih karena merupakan parpol baru di Pemilu 2019 dan berada pada urutan enam terbawah dalam hasil Pemilu. PSI juga disebut-sebut sebagai partai anak muda karena 60% dari total calegnya berusia di bawah 45 tahun.
Hasil studi saya menemukan bahwa PDI-P cenderung hanya melihat media sosial sebagai sarana branding partai - hanya terjadi komunikasi satu arah. Sedangkan PSI menganggap media sosial tidak hanya sebagai media untuk branding dan mengenalkan program partai tetapi juga wadah untuk berdialog dengan publik, sehingga terjadi komunikasi dua arah.
Pandangan yang berbeda antara dua parpol ini dalam memanfaatkan media sosial untuk komunikasi politik kurang lebih akan memengaruhi bentuk pesan politik yang mereka sampaikan pada publik. Dan yang pasti, cara pandang mereka terhadap media sosial pun mencerminkan cara pandangan mereka terhadap pemilih milenial dan generasi Z.
Media sosial dalam pandangan PDI-P dan PSI
Dengan menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi kepustakaan, saya menemukan bahwa aktivitas komunikasi politik PDI-P dan PSI di media sosial akan terlihat sama secara sepintas.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya