Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Perang Dagang - Perlu Menyeimbangkan Pertumbuhan, Utang, dan Tujuan Sosial

PDB Global Berkurang US$455 Miliar

Foto : ANTARA/REUTERS/TOSHIFUMI KITAMURA

PERTEMUAN G20 - Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin (kanan) memberikan sambutannya yang dihadiri Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati (ketiga kanan) dalam simposium yang membahas pajak internasional pada pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20, di Fukuoka, Jepang, Sabtu (8/6).

A   A   A   Pengaturan Font

Dana Moneter Internasional kembali menyerukan kepada negara-negara kelompok 20 atau G20 untuk bekerja sama mengantisipasi ketidakseimbangan global yang terkonsentrasi di negara maju.

FUKUOKA - Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde dalam pidato penutupnya pada pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 di Fukuoka, Jepang mengatakan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok serta tingkat suku bunga yang rendah merupakan risiko yang bisa memengaruhi sektor keuangan global ke depan.

"Kami bertemu di saat ekonomi global menunjukkan tanda-tanda tentatif stabilisasi dan pertumbuhan diproyeksikan akan menguat. Meskipun ini adalah kabar baik, jalan ke depan tetap diwaspadai karena beberapa risiko penurunan," kata Lagarde dalam keterangan tertulisnya yang diterima Minggu (9/6).

Baca Juga :
Tinjau Pameran Foto

Menurut dia, ancaman utama ekonomi global masih berasal dari berlanjutnya ketegangan perdagangan. IMF memperkirakan kebijakan tarif AS-Tiongkok, termasuk yang diterapkan tahun lalu, dapat mengurangi tingkat Poduk Domestik Bruto (PDB) global sebesar 0,5 persen pada tahun 2020 atau sekitar 455 miliar dollar AS. Hal itu dapat menyebabkan realisasi kegiatan ekonomi menyimpang signifikan dari proyeksi.

Risiko kedua jelas Lagarde, yaitu dengan suku bunga yang sangat rendah, tingkat utang meningkat di banyak negara maju, dan pasar negara berkembang tetap rentan terhadap perubahan mendadak pada kondisi keuangannya. "Semua ini terjadi pada saat ruang kebijakan moneter dan fiskal lebih terbatas daripada di masa lalu," katanya.

Baca Juga :
HP Future Ready 2023

Untuk mengurangi risiko tersebut, dia menekankan bahwa prioritas pertama adalah menyelesaikan ketegangan perdagangan saat ini termasuk menghilangkan tarif yang ada dan menghindari yang baru.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top