Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Invasi Russia ke Ukraina

PBB Sesalkan Jumlah Warga Sipil yang Tewas Terus Bertambah

Foto : ARIS MESSINIS/AFP

EVAKUASI WARGA I Warga menyeberangi jembatan yang hancur saat mereka di evakuasi dari kota Irpin, barat laut Kyiv, Ukraina, Sabtu (5/3) setelah mengalami pengeboman besar-besaran,.

A   A   A   Pengaturan Font

ZURICH - Misi Pemantau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyesalkan jumlah warga sipil yang tewas akibat invasi Russia ke Ukraina terus bertambah. Sedikitnya 351 orang di Ukraina dipastikan tewas dan 707 lainnya mengalami luka sejak pasukan Russia melancarkan serangan pada 24 Februari 2002.

Sebagian besar korban sipil tewas akibat penggunaan senjata peledak, termasuk penembakan dengan artileri berat dan sistem peluncur banyak roket serta serangan udara. Akibatnya, area terdampak pun meluas seperti dikutip dari Reuters.

Pemantau dari kantor komisioner tinggi PBB urusan hak asasi manusia atau OHCHR meyakini jumlah (korban) yang sesungguhnya jauh lebih banyak, terutama di wilayah kekuasaan pemerintah dan dalam beberapa hari belakangan. Hal itu karena informasi yang diperoleh dari sejumlah titik perang tertunda dan banyak laporan yang masih menunggu konfirmasi.

Misi itu menyebutkan bahwa dugaan soal ratusan korban jiwa berjatuhan di Volnovakha belum dikonfirmasi. Di kota itu, jalur evakuasi yang aman sedang diupayakan untuk bisa melewati pengepungan pasukan Russia.

Serangan ke Vinnytsia

Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengeklaim sebuah rentetan rudal Russia telah menghancurkan bandara sipil di Kota Vinnytsia, di Ukraina tengah, pada Minggu (6/3). "Saya baru saja diberitahu tentang serangan rudal di Vinnytsia. Delapan roket... bandara hancur total," kata Zelensky.

Beberapa kota dan pangkalan udara di Ukraina diketahui telah dibom, ditembaki, atau dihantam dengan rudal balistik sejak Russia meluncurkan invasi 11 hari. Zelensky pun mengambil kesempatan untuk memperbarui permintaannya agar kekuatan Barat memberlakukan zona larangan terbang di atas Ukraina untuk mencegah lebih banyak serangan Russia.

"Kami ulangi setiap hari, tutup langit di atas Ukraina. Tutup untuk semua rudal Russia, untuk pesawat tempur Russia, untuk semua teroris mereka," kata Zelensky seperti dikutip dari Kantor Berita AFP.

"Kalau tidak, jika Anda tidak memberi kami setidaknya pesawat sehingga kami dapat melindungi diri kami sendiri, hanya ada satu hal untuk disimpulkan, Anda ingin kami dibunuh dengan sangat lambat," katanya.

Sebelumnya, NATO menolak permintaan Ukraina untuk memberlakukan zona larangan terbang untuk melindungi langitnya dari rudal dan pesawat tempur Russia. Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan tidak akan campur tangan dalam konflik karena kekhawatiran bentrokan langsung dengan Russia yang dapat berkembang menjadi konflik yang lebih luas.

"Satu-satunya cara untuk menerapkan zona larangan terbang adalah dengan mengirim pesawat tempur NATO ke wilayah udara Ukraina, dan kemudian memberlakukan zona larangan terbang itu dengan menembak jatuh pesawat Russia," kata Stoltenberg.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top