Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 26 Sep 2022, 00:00 WIB

PBB Peringatkan Sekitar 300 Juta Orang Terancam Kelaparan

HARGA PANGAN MEROKET I Buruh menurunkan karung kentang dari truk di pasar lokal di Lahore, Pakistan, baru-baru ini. Banjir di Pakistan menyebabkan harga pangan meroket.

Foto: AFP/ARIF ALI

NEW YORK - Perang di Ukraina, pandemi yang masih berlangsung, inflasi yang meningkat dan perubahan iklim telah menyebabkan lebih dari 300 juta orang hidup di ambang kelaparan. Kondisi ini mengancam terjadinya kelangkaan pangan parah di sejumlah negara.

Direktur Eksekutif Progam Pangan Dunia PBB (WFP), David Beasley, seperti dikutip dari VoA, Minggu(25/9), mengatakan hal itu terjadi karena pupuk semakin sulit untuk diproduksi dan diekspor, negara-negara di Afrika dan Asia tidak dapat memanen tanaman pangan dalam jumlah tertentu.

"Dunia memproduksi cukup makanan untuk setiap orang di planet ini, lebih dari 7,7 miliar orang. Sebesar 50 persen dari makanan itu dihasilkan karena peran pupuk. Jadi kalau tidak ada pupuk, kita tidak bisa memanen hasil yang kita butuhkan," kata Beasley.

Kekeringan dan Kelaparan

Perubahan iklim menjadi faktor yang memperparah situasi, karena menyebabkan kekeringan dan kelaparan di banyak negara.

"Kami melihat kekurangan produksi makanan senilai 11 miliar dollar AS di Afrika saja. Sekarang, bicara tentang Amerika Tengah, Amerika Selatan, isunya sama, kekeringan. India hancur karena panas dan kekeringan, dan seterusnya," lanjut Beasley.

Beasley berbicara kepada kantor berita Associated Press di Taman Mawar PBB di luar markas besar badan dunia itu di New York ketika berlangsung sidang umum ke-77.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyoroti pentingnya perdamaian dan kolaborasi di tengah krisis pangan, energi, dan keuangan global.

"Semangat perdamaian dan kolaborasi harus menjadi acuan dalam penanganantriple crisesyang dihadapi saat ini," kata Retno dalam pertemuan terbatasChampions of the Global Crisis Response Group on Food, Energy and Finance (GCRG)di New York.

Pada forum tersebut, Retno menegaskan kembali pentingnya reintegrasi pupuk ke dalam pasar global. Jika tidak, harga pupuk dunia akan semakin tinggi dan krisis akan semakin memburuk, yang akan mendorong miliaran orang ke jurang kelaparan.

Secara khusus, Menlu Retno juga menegaskan pentingnya segera mengatasi isu terkait rantai pasokan pupuk yang dapat menjadi ancaman lebih besar di masa mendatang, jika tidak teratasi.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.