PBB: Lebih dari 8.500 Anak Direkrut Jadi Tentara pada 2020
Daftar tersebut telah lama menjadi kontroversi dengan para diplomat mengatakan Arab Saudi dan Israel sama-sama memberikan tekanan dalam beberapa tahun terakhir dalam upaya untuk tetap berada di luar daftar.
Israel tidak pernah terdaftar, sementara koalisi militer yang dipimpin Saudi telah dihapus dari daftar pada 2020 beberapa tahun setelah pertama kali disebutkan dan dipermalukan karena membunuh dan melukai anak-anak di Yaman.
Dalam upaya meredam kontroversi seputar laporan tersebut, daftar hitam yang dirilis pada 2017 oleh Guterres dibagi menjadi dua kategori. Satu adalah daftar pihak yang telah menerapkan langkah-langkah untuk melindungi anak-anak dan yang kedua, termasuk pihak-pihak yang belum.
Ada beberapa perubahan signifikan pada daftar yang dirilis pada Senin (21/6). Satu-satunya pihak negara yang disebutkan dalam daftar karena tidak menerapkan tindakan adalah militer Myanmar dan pasukan pemerintah Suriah.
Militer Myanmar masuk daftar karena membunuh, melukai dan kekerasan seksual terhadap anak-anak. Pasukan pemerintah Suriah disebut karena perekrutan anak-anak, pembunuhan, melukai dan kekerasan seksual terhadap anak-anak dan serangan terhadap sekolah dan rumah sakit. VoA/I-1
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya