Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kudeta di Myanmar I Sudah 4 Orang Tewas Ditembak Aparat Keamanan

PBB Kecam Kekerasan oleh Junta

Foto : AFP/YE AUNG THU

Demonstran Cilik l Dua demonstran cilik membentangkan poster yang berisi tulisan menentang kudeta militer saat terjadi aksi unjuk rasa di Kota Yangon, Myanmar pada Sabtu (20/2). Hingga Minggu (21/2), aksi protes di Myanmar telah menelan nyawa 4 orang.

A   A   A   Pengaturan Font

YANGON - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Minggu (21/2) mengecam keras junta di Myanmar setelah terjadi kekerasan untuk membubarkan aksi protes antikudeta yang telah menyebabkan 4 orang tewas.

Dalam aksi protes di Kota Mandalay yang menuntut pembebasan pemimpin Aung San Suu Kyi pada Sabtu (20/1), dua orang tewas akibat tembakan dari pasukan keamanan dan seorang lagi meninggal dunia dalam aksi protes di Kota Yangon pada malam harinya.

Sehari sebelumnya, seorang perempuan muda bernama Mya Thwate Thwate Khaing dinyatakan tewas setelah kepalanya tertembus peluru ketika mengikuti aksi protes di Naypyidaw dan ia sempat mendapat perawatan lebih dari sepekan dalam kondisi koma.

"Saya mengecam penggunaan kekerasan mematikan di Myanmar. Penggunaan kekuatan mematikan, intimidasi dan pelecehan terhadap aksi damai demonstran tidak dapat diterima," cuit Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.

Aparat keamanan di Myanmar secara bertahap meningkatkan taktik untuk membubarkan massa yang melakukan aksi pembangkangan yang menolak kudeta dan menuntut dibebaskannya Suu Kyi.

Insiden penembakan di Mandalay terjadi saat pasukan keamanan mencoba menggerebek sebuah galangan kapal ketika hendak menahan para pekerja pelabuhan yang mogok kerja sebagai protes terhadap kudeta.

Petugas medis menyatakan bahwa pasukan militer telah menggunakan peluru tajam dan peluru karet untuk melawan kerumunan massa yang melempari mereka dengan batu sebagai upaya untuk menghalangi penahanan pekerja.

"Dua orang terbunuh," ucap Hlaing Min Oo, ketua tim sukarelawan pertolongan darurat di Mandalay. "30 orang lainnya terluka, setengah dari mereka luka akibat tembakan peluru tajam," imbuh dia.

Sementara itu harian milik negara sama sekali tak menyebut adanya kematian dan menyalahkan demonstran atas kegaduhan itu dan mengatakan para pemimpin protes telah ditahan. "Sejumlah demonstran terluka oleh pasukan keamanan. Sementara 3 tentara dan 8 polisi pun turut terluka," tulis Global New Light of Myanmar.

Insiden penembakan pun terjadi di Yangon pada Sabtu malam yang menimpa seorang pria berusia 30 tahun yang sedang melakukan siskamling. Menurut keterangan pihak keluarga, Tin Htut Hein, tewas setelah ditembak oleh polisi.

Protes Berlanjut

Hingga Minggu, aksi protes masih terjadi di jalan-jalan utama di Mandalay dan Yangon walau sehari sebelumnya telah terjadi aksi kekerasan berdarah. Sementara di Naypyidaw tengah berlangsung upacara pemakaman Thwate Khaing yang pada Jumat dinyatakan nyawanya tak tertolong lagi setelah menjalani perawatan.

Banyak warga Myanmar amarah setelah pihak militer menahan Suu Kyi pada 1 Februari lalu dan penahanan itu telah menyebabkan aksi turun ke jalanan di banyak kota-kota besar dan pedesaan di Myanmar.

Negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris dan Kanada telah menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah jenderal di Myanmar sebagai tanggapan atas terjadinya penggulingan kekuasaan di negara yang dulu bernama Burma itu.

Sementara itu para menteri luar negeri Uni Eropa rencananya akan menggelar pertemuan pada Senin (22/2) ini untuk membahas tindakan apa yang akan diambil terhadap rezim. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top