Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Myanmar

PBB: Junta Berupaya Hancurkan Negara

Foto : AFP/Fabrice COFFRINI

Pelapor khusus PBB untuk Myanmar, Tom Andrews

A   A   A   Pengaturan Font

BANGKOK - Pelapor khusus PBB untuk Myanmar pada Kamis (11/7) mengatakan bawa junta yang berkuasa tampaknya berusaha menghancurkan negara yang tidak dapat mereka kendalikan.

Peringatan itu disampaikan Tom Andrews setelah bentrokan antara aliansi kelompok etnis minoritas bersenjata dan militer menghancurkan kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Tiongkok pada Januari lalu.

Gencatan senjata tersebut sempat menghentikan pertempuran yang meluas di bagian utara negara Asia tenggara tersebut sejak kudeta militer mengakhiri pemerintahan demokratis pada tahun 2021.

"Junta nyaris terpuruk, kehilangan pasukan, kehilangan fasilitas militer, dan benar-benar kehilangan wilayah," kata Andrews saat memberikan pengarahan kepada badan keamanan nasional Thailand.

"Sepertinya Junta sedang mencoba menghancurkan sebuah negara yang tidak dapat mereka kendalikan. "Taruhannya sangat tinggi," imbuh dia.

Tanggapan militer terhadap kekalahan mereka adalah dengan menyerang warga sipil, kata Andrews, seraya menambahkan bahwa telah terjadi peningkatan besar dalam jumlah serangan terhadap sekolah, rumah sakit, dan biara, dalam kurun waktu enam bulan terakhir.

Kian Melemah

Dilaporkan pula bahwa kekuatan domestik junta terus melemah. Kini mereka telah kehilangan kendali atas beberapa kota kecil di 86 persen negara tersebut, termasuk basis utama junta di Negara Bagian Shan dan di Kota Mandalay yang merupakan jantung dari dominasi militer.

Pada Rabu (10/7) lalu dilaporkan bahwa kelompok pejuang etnis minoritas Myanmar mengklaim telah merebut sebuah kota dari militer di sepanjang jalan raya perdagangan utama ke Provinsi Yunnan di Tiongkok pada awal pekan ini setelah bentrokan berhari-hari.

Dalam serangan pada Rabu pagi, kelompok pejuang etnis bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang menyatakan bahwa mereka berhasil merebut sebuah pangkalan misil milik junta.

Negara Bagian Shan di utara memang telah diguncang pertempuran sejak akhir bulan lalu, ketika aliansi kelompok etnis bersenjata kembali melancarkan serangan terhadap militer.

Bentrokan tersebut telah mengikis gencatan senjata yang ditengahi Beijing yang menghentikan serangan aliansi Tentara Arakan (AA), Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA) dan Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA). AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top