
PBB: Jumlah Pengungsi Akibat Bencana Iklim Capai Rekor
Celeste Saulo
Foto: AFP/FABRICE COFFRINIJENEWA-Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (19/3) melaporkan bahwa ratusan ribu orang terpaksa mengungsi akibat bencana iklim pada tahun 2024, seraya menyoroti kebutuhan mendesak akan sistem peringatan dini yang mencakup seluruh planet.
Negara-negara miskin sangat terdampak oleh siklon, kekeringan, kebakaran hutan, dan bencana lainnya, menurut laporan tahunan State of the Global Climate oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), badan cuaca dan iklim PBB.
WMO mengatakan rekor jumlah orang yang mengungsi akibat bencana iklim didasarkan pada angka dari Pusat Pemantauan Pengungsi Internasional (IDMC), yang telah mengumpulkan data tentang subjek tersebut sejak 2008.
“Sebagai tanggapan, WMO dan komunitas global mengintensifkan upaya untuk memperkuat sistem peringatan dini dan layanan iklim,” kata kepala WMO, Celeste Saulo. “WMO ingin semua orang di dunia tercakup dalam sistem seperti itu pada akhir tahun 2027,” imbuh dia.
“Kita telah membuat kemajuan, tetapi kita perlu melangkah lebih jauh dan lebih cepat karena hanya setengah dari semua negara di dunia yang memiliki sistem peringatan dini yang memadai,” tutur Saulo seraya menegaskan bahwa investasi dalam layanan cuaca, air dan iklim, sekarang lebih penting dari sebelumnya untuk membangun masyarakat yang lebih aman dan tangguh.
Selain menggarisbawahi pergolakan ekonomi dan sosial besar-besaran akibat cuaca ekstrem, laporan mengatakan indikator perubahan iklim sekali lagi mencapai tingkat rekor.
“Tanda-tanda nyata perubahan iklim akibat manusia mencapai titik tertingginya pada tahun 2024, dengan beberapa konsekuensinya tidak dapat diubah lagi dalam waktu ratusan bahkan ribuan tahun,” kata WMO. SB/AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Polresta Pontianak siapkan 7 posko pengamanan Idul Fitri
- 2 Awak Bus di Purwokerto Cek Kesehatan Jelang Angkutan Mudik Lebaran
- 3 TNBTS menyangkal pelarangan drone berkaitan dengan ladang ganja
- 4 Polda Sulawesi Barat Menggelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis kepada Masyarakat
- 5 Rupiah Tak Kuasa Hadapi Tekanan Bertubi-tubi, Simak Prosyeksinya