Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Paus Sperma yang Terdampar di Bali Mengalami Pendarahan Paru dan Usus

Foto : Istimewa

Tim Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, saat melakukan evakuasi paus sperma yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, pekan lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Tim Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, menemukan sejumlah kelainan pada paus sperma yang terdampar di Pantai Yeh Malet, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, Kamis (6/4).

"Hasil autopsi sementara adalah paus tersebut memiliki beberapa kelainan. Ada pendarahan paru-paru, pendarahan usus, dan ada indikasi diare sebelum kematian," kata ketua tim Bilqisthi Ari Putra, lewat keterangan tertulis.

Dia menceritakan bahwa tim membawa paus sperma menggunakan alat berat. Hal itu untuk proses autopsi dan penguburan. Dari hasil autopsi, paus sperma tersebut memiliki bobot lebih dari 10 ton, panjang 17,6 meter dengan panjang lengkung 18,2 meter, dan berjenis kelamin jantan.

Bilqisthi menambahkan, juga ditemukan makanan di dalam usus namun lambung dalam kondisi kosong. Tim memperkirakan paus sperma tersebut terakhir makan 24 jam sebelumnya. "Ditemukan juga adanya cacing di lambung dan usus yang terkonfirmasi jenis nematoda," terangnya.

Selanjutnya, untuk memastikan sebab terdampar dan kematian paus sperma, ada pengambilan sampel untuk diuji lebih lanjut di Laboratorium Patologi FKH Unair.

"Beberapa sampel seperti gigi, lambung, usus, paru, testis, saraf, kulit, dan darah. Diperkirakan hasil pemeriksaan akan keluar dalam 14 hari pengerjaan," ungkapnya.

Sampel yang ada akan diperiksa dengan baik dan akan diumumkan hasilnya kepada masyarakat setelah selesai.

Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan warga setempat berhasil membawa paus sperma tersebut ke laut dalam kondisi hidup. Tapi paus tersebut kembali terdampar dan mati.

Tim Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar langsung menuju tempat kejadian sesaat setelah adanya laporan. Penerjunan tim khusus ini merupakan tindak lanjut dari surat BPSPL Denpasar yang dikirimkan kepada FKH Unair.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top