Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Paulus dan Indra "Diselamatkan" Oleh Biaya Tes Usap yang Mahal

Foto : ANTARA/Jessica Helena Wuysang

BATAL NAIK PESAWAT - Dua calon penumpang Sriwijaya Air PK-CLC atas nama Paulus Yulius Kollo dan Indra Wibowo, di Pontianak, Selasa (12/1) menjelaskan “diselamatkan” oleh tes usap yang mahal, sehingga membatalkan menggunakan pesawat naas itu dan memilih menggunakan KM Lawit.

A   A   A   Pengaturan Font

Paulus Yulius Kollo (24 tahun) dan Indra Wibowo (21 tahun) patut bersyukur karena tidak jadi ikut naik pesawat Sriwijaya Air PK-CLC pada Sabtu (9/1). Kedua pemuda ini sudah membeli tiket pesawat Sriwijaya Air dan masuk dalam manifes karena mereka tidak membatalkan keberangkatannya.

Ya, mereka berdua adalah teman satu perusahaan. Mereka "diselamatkan" oleh tes usap yang mahal. Akibat biaya tes usap mahal maka perusahaan mereka membatalkan menggunakan pesawat naas itu dan memilih menggunakan angkutan dengan KM Lawit.

Paulus adalah warga Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Indra berasal dari Aceh Tenggara.

"Kami berdua harusnya berada di pesawat Sriwijaya Air, tetapi batal karena biaya tes usap yang mahal. Untuk yang hasilnya tiga hari saja sebesar 1,3 juta rupiah. Sementara yang untuk enam jam sudah ada hasilnya, biayanya sebesar 2,6 juta rupiah sehingga pihak perusahaan menyuruh kami memilih naik KM Lawit," kata Paulus, di Pontianak, Selasa (12/1).

Tidak Ada Sinyal

Dia menceritakan selama dalam perjalanan tidak ada sinyal, sehingga tidak mengetahui musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air PK-CLC yang seharusnya mereka tumpangi itu.

"Ketika KM Lawit berada di muara sungai dekat Pontianak saya mendapat notifikasi telepon dari orang tua di Kupang. Saya lalu menghubungi mereka. Dari situlah baru diketahui bahwa pesawat yang harusnya saya tumpangi itu mengalami kecelakaan," ungkapnya.

Paulus dan Indra tidak melakukan pembatalan pada maskapai Sriwijaya Air, sehingga tetap terdaftar dalam penumpang pesawat.

"Kami sebenarnya berenam, empat langsung berangkat ke Pontianak, sementara saya dan Indra tertahan karena hanya mencantumkan tes antigen, sementara Pemprov Kalbar mengharuskan tes usap, sehingga jadwal penerbangan diubah menjadi 9 Januari 2021. Karena biaya tes usap mahal, pihak kantor menyarankan kami menggunakan KM Lawit," ujarnya. n Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top