Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Myanmar I Pasukan Etnis Juga Ambil Alih Kota Khampat di Sagaing

Pasukan Etnis Kuasai Kota Kawlin

Foto : MyanmarNow/NUG

Kuasai Khampat I Seorang anggota pasukan etnis Myanmar hendak mengibarkan bendera kelompok perlawanan di sebuah posko militer junta di Kota Khampat pada Selasa (7/11). Setelah melakukan serangan terhadap tentara junta sejak pekan lalu, pasukan etnis juga berhasil menguasai Kota Kawlin di di Myanmar tengah.

A   A   A   Pengaturan Font

YANGON - Pasukan etnis bersenjata telah merebut sebuah kota di Myanmar tengah yang merupakan markas administratif distrik setelah memukul mundur tentara militer, kata pemerintah bayangan dan media lokal pada Selasa (7/11).

Pemerintah bayangan Myanmar, National Unity Government (NUG) menyatakan keberhasilan ini sebagai kemenangan penting, meskipun seorang analis memperingatkan bahwa para pejuang ini mungkin akan kesulitan mempertahankan Kawlin, yang memiliki populasi sekitar 25.000 jiwa.

"Pasukan etnis menyerang tentara junta di Kawlin pekan lalu sebelum mengalahkan mereka pada Senin (6/11) dan mengambil alih kota tersebut," kata NUG. "Pasukan etnis juga telah mengambil alih kantor polisi, kantor administrasi distrik, bank dan perusahaan-perusahaan penting lainnya di Kawlin," imbuh NUG.

Kementerian Pertahanan NUG pun mengunggah video di media sosial yang memperlihatkan pasukan etnis tengah mengibarkan bendera kelompok perlawanan yang bersekutu dengan pemerintah bayangan itu.

"Sebuah kota setingkat distrik berada di bawah kendali kami sekarang," kata Perdana Menteri NUG, Mahn Winn Khaing Thann, di platform media sosial X. "Sungguh kemenangan yang luar biasa," imbuh dia.

Hingga berita ini ditulis pada Rabu (8/11) malam, pihak juru bicara junta belum menanggapi laporan jatuhnya Kota Kawlin ke tangan kelompok pasukan etnis.

"Kota itu jatuh setelah sekelompok kecil tentara junta menyerah setelah pertempuran sengit," lapor media lokal Myanmar Now, mengutip keterangan seorang anggota pasukan etnis.

Seorang warga Kawlin berusia 28 tahun, yang menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan warga meninggalkan kota itu pada akhir pekan setelah pertempuran sengit terjadi antara kelompok perlawanan etnis dan tentara junta yang didukung oleh dukungan udara.

"Rumah tetangga saya kena gempuran. Tidak ada cara untuk tinggal di sana dengan aman," kata warga tersebut. "Jadi hampir semua orang sudah pergi," imbuh dia.

Dalam serangan terpisah, NUG mengatakan pasukannya dan sekutunya juga telah mengambil alih kota lain di wilayah Sagaing yaitu Kota Khampat yang berada di sebuah distrik yang berbatasan dengan India.

Sulit Pertahankan Kendali

Menurut Richard Horsey, seorang penasihat senior Myanmar di lembaga nirlaba International Crisis Group, mengatakan kelompok perlawanan etnis mungkin akan kesulitan mempertahankan kendali atas Kawlin.

"Tidaklah sulit untuk menyerbu dan menguasai kota provinsi yang dekat dengan pegunungan. Tapi akan sulit untuk mempertahankannya," kata Horsey.

Militer Myanmar saat ini sedang berjuang melawan lonjakan kekerasan ketika kekuatan yang menentangnya, termasuk tentara etnis minoritas, melancarkan serangan baru selama dua tahun setelah para jenderal menggulingkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis dalam kudeta tahun 2021.

Selain NUG, aliansi tentara etnis minoritas pada akhir Oktober melancarkan serangkaian serangan mendadak yang terkoordinasi terhadap sasaran junta di sepanjang wilayah yang berbatasan dengan Tiongkok.

Kelompok hak asasi manusia dan pakar PBB menuduh militer melakukan kekejaman terhadap warga sipil dalam upayanya menghancurkan perlawanan. Sementara pihak junta mengatakan mereka sedang memerangi kelompok teroris dan mengabaikan seruan internasional untuk menghentikan permusuhan. ST/RFA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top