Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pasok Banyak Pesawat Tempur! Begini Sejarah PT Dirgantara Indonesia, Pelopor Industri Penerbangan di Nusantara

Foto : PT Dirgantara Indonesia

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau yang juga dikenal sebagai PTDI telah dikenal luas akan kapabilitasnya sebagai industri dirgantara di Indonesia. Didirikan sejak 1976, PTDI telah menjelma sebagai salah satu perusahaan dirgantara asli di Asia yang kompeten dari hulu ke hilir, mulai dari desain dan pengembangan pesawat, manufaktur struktur pesawat, produksi pesawat, dan layanan pesawat ringan dan menengah, baik dalam ranah pesawat sipil maupun militer.

Anggota Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding DEFEND ID itu tak begitu saja mencapai keberhasilannya. Jauh sebelum mantan presiden Indonesia, B.J. Habibie merintis pendirian industri pesawat terbang pada 1964 hingga 1970-an dan masa pendudukan Belanda, pendirian PTDI telah lama diidamkan oleh masyarakat Indonesia sejak mitologi pewayangan Indonesia berkembang. Khususnya Gatotkaca, sosok pahlawan legendaris berkat kemampuannya untuk terbang.

Sejak masa pendudukan Belanda, berbagai pihak telah menunjukkan ketertarikan dalam kinerja penerbangan di daerah tropis. Namun, industri penerbangan kala itu lebih berkaitan dengan pembuatan lisensi, evaluasi teknis dan keselamatan untuk semua pesawat yang dioperasikan di seluruh Indonesia melalui Departemen Uji Penerbangan yang didirikan pada 1914. Kala itu Indonesia belum memiliki program desain pesawat. Barulah pada 1930 dibentuk Departemen Produksi Pesawat Udara yang berhasil memproduksi AVRO-AL Kanada. Sayangnya, minat pembuatan pesawat pada masa itu dimulai di bengkel milik swasta.

Pada 1937, beberapa pemuda Indonesia berhasil membuat dunia tercengang setelah berhasil membangun pesawat bernama PK. KKH yang mampu terbang menuju Belanda, Tiongkok dan sebaliknya. Kemerdekaan Indonesia juga menjadi pintu bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan impiannya membangun pesawat terbang guna memperlancar pembangunan ekonomi dan pertahanan sebagai negara kepulauan. Setahun setelahnya, didirikanlah Biro Perencanaan dan Konstruksi di TRI-Udara atau Angkatan Udara Indonesia yang disponsori oleh Wiwieko Supono, Nurtanio Pringgoadisurjo dan Sumarsono. Berkat kerja keras, mereka berhasil membuat pesawat ringan NWG-1 dan mesin yang disebut sebagai RI-X.

Era ini juga ditandai dengan munculnya sejumlah klub aeromodelling yang harus kandas karena agresi Belanda. Akibatnya, kegiatan penerbangan dilakukan sebagai bagian dari revolusi fisik untuk kebebasan nasional. Pesawat-pesawat pun dimodifikasi untuk misi tempur. Setelah pendudukan Belanda berakhir, kegiatan penerbangan dilembagakan menjadi Departemen Percobaan yang dikelola oleh 15 orang anggota di bawah supervisi Komando Depot Perawatan Teknik Udara pada 1953.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top