Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesehatan Warga I Orang Tua Segera Lengkapi Vaksinasi Anak

Pasien Arcturus DKI Kebanyakan Bergejala Mata Merah

Foto : Antara

Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Mata merah dan batuk menjadi gejala umum pasien Covid-19 untuk varian arcturus atau XBB.1.16. Demikian disampaikan Kepala Seksi Surveilans Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama, Sabtu (15/4).

"Mata merah menjadi salah satu gejala baru yang ditemukan pada pasien Covid-19 yang terkena subvarian XBB.1.16 atau arcturus," jelasnya. Dari data India, subvarian arcturus yang masih merupakan turunan Omicron memiliki gejala baru yang berbeda dari varian lainnya. Gejalanya mata merah.

Ngabila menuturkan gejala baru berupa mata merah tersebut, diikuti dengan peningkatan kotoran mata (belek), batuk kencang, dan dada yang terasa agak sakit seperti tertarik. Terkait temuan dua pasien arcturus, keduanya tidak mengalami mata merah. Namun, sudah ada beberapa pasien Covid-19 dengan perawatan di rumah sakit yang mengalami gejala mata merah.

"Kami masih memeriksa tiap pasien yang menderita gejala tersebut menggunakan genome sequencing," katanya. Menurut Ngabila, selama tren keperawatan di rumah sakit dan kematian tidak naik, seharusnya situasi pandemi, khususnya Jakarta masih aman dan terkendali.

Namun, diamengimbau setiap orang lebih mewaspadai penularan arcturus yang sudah masuk ke Indonesia. Sebab, situasi India sebagai salah satu negara positif arcturus menunjukkan varian itu lebih banyak menulari anak-anak.

Menurut dia, hingga kini belum ada kenaikan tren signifikan untuk kasus anak di DKI Jakarta karena arcturus. Untuk mencegah keparahan gejala dan tren keterisian rumah sakit, dia minta setiap orang tua segera melengkapi dosis vaksinasinya di fasilitas kesehatan terdekat.

Untuk usia 12-17 tahun, kata dia, bisa melengkapi dua dosis vaksinasi jenis Pfizer. Sedangkan untuk usia 18 tahun ke atas bisa vaksinasi empat dosis Pfizer, Indovac,maupun Inavac. "Waspada varian baru Covid-19. Jangan panik, tetapi sebaiknya tetap disiplin protokol kesehatan memakai masker untuk mencegah sakit dengan gejala berat hingga kematian," ucap Ngabila.

Dominan

Dinas Kesehatan DKI Jakarta membeberkan, batuk dan demam masih menjadi gejala dominan ditemukan pada pasien Covid-19 di Jakarta, meski sudah ditemukan subvarian XBB.1.16 atau arcturus. "Varian baru Omicron Arcturus yang sudah terjadi transmisi lokal di Jakarta sejak 27 Maret 2023 lalu, menyebabkan kenaikan kasus positif," tandas Ngabila.

Berdasarkan persentase gejala kasus positif Covid-19 dari semua jenis varian yang dihimpun Dinkes di DKI Jakarta 19 Maret-14 April, gejala batuk dialami 34 persen pasien rumah sakit. Kemudian, demam 18 persen, nyeri tenggorokan 14,8 persen dan sakit kepala 11,2 persen.

Gejala lain yang turut dirasakan pasien adalah nyeri otot enam persen, malase 5,6 persen, nyeri abdomen dua persen, mual muntah 1,6 persen, dan menggigil 1,6 persen. Kemudian untuk sesak 1,6 persen, diare 1,6 persen, anosmia 1,2 persen, dan ageusia 0,8 persen.

Walaupun didominasi gejala termasuk ringan, Ngabila minta masyarakat segera divaksinasi booster agar imunitas tubuh terjaga. Imbauan itu dikeluarkan karena DKI Jakarta sedang mengalami keterbatasan jumlah vaksin, misalnya stok vaksin Pfizer tinggal sekitar 5.000 dosis lebih.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top