Parlemen Singkirkan Pita Limjaroenrat

BANGKOK - Upaya pemimpin reformis Thailand, Pita Limjaroenrat, untuk menjadi perdana menteri, berakhir pada Rabu (19/7) setelah militer dan kubu pro-kerajaan menghalangi upayanya untuk berkuasa.

Meskipun partainya, Move Forward, memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan umum Mei lalu berkat banyaknya dukungan dari kaum muda dan perkotaan Thailand yang frustasi oleh hampir satu dekade pemerintahan yang didukung tentara, tetapi upaya Pita untuk membentuk pemerintahan telah terjegal.

Pita, 42 tahun, tersingkir secara dramatis setelah diskors dari parlemen saat duduk di majelis untuk diskusi tentang pencalonannya, yang juga berakhir ketika anggota parlemen memilih untuk menolak mempertimbangkannya untuk pemungutan suara kedua.

"Saya ingin mengucapkan selamat tinggal, sampai kita bertemu lagi," kata Pita mengacungkan tinju saat meninggalkan ruang sidang disambut sorak-sorai partai sekutunya.

Penangguhan Pita terjadi ketika Mahkamah Konstitusi Thailand mengatakan akan melanjutkan kasus yang dapat membuat pemimpin itu didiskualifikasi dari parlemen sama sekali karena memiliki saham di sebuah perusahaan media. Berdasarkan konstitusi yang berlaku di Thailand, anggota parlemen dilarang memiliki saham di media, meskipun media yang sahamnya dimiliki Pita sudah tidak lagi beroperasi sejak 2007.
Halaman Selanjutnya....