Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemungutan Suara

Parlemen Inggris Tolak "Brexit Tanpa Kesepakatan"

Foto : AFP/PRU

Berbicara di Parlemen I Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson (kiri) berbicara di depan anggota parlemen untuk pertama kalinya setelah terpilih menjadi perdana menteri, London, Rabu (4/9).

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menderita kekalahan dalam pemungutan suara di parlemen terkait usulan pengunduran diri negara itu dari Uni Eropa (Brexit) tanpa kesepakatan.

Kini, Johnson menyatakan bakal menggelar pemilihan umum sela dengan harapan usulannya soal Brexit tanpa kesepakatan bisa lolos. Dalam voting yang digelar Rabu (4/9), anggota parlemen yang menolak usulan Brexit versi Johnson mencapai 328 orang, sedangkan yang setuju Brexit tanpa kesepakatan hanya 301 orang. Yang menarik, 21 anggota faksi Partai Konservatif yang merupakan mayoritas turut menentang usulan Brexit yang diajukan Johnson. Mereka memilih berpihak kepada kelompok oposisi yang dipimpin Ketua Partai Buruh, Jeremy Corbyn, untuk mengajukan rancangan undangundang yang melarang proses Brexit tanpa kesepakatan.

"Saya tidak ingin pemilihan umum, tetapi jika anggota parlemen memilih untuk menghentikan perundingan dan kembali meminta penundaan Brexit yang tidak berarti, yang kemungkinan bisa bertahun-tahun, maka hal itu yang akan kami lakukan untuk menyelesaikan masalah ini," kata Johnson. Ini adalah kekalahan besar selama Johnson enam pekan memimpin Inggris. Nada suara Johnson sempat meninggi ketika memberikan pernyataan.

Menurut dia, penolakan parlemen atas usul Brexit yang dia ajukan hanya menambah kebingungan di tengah masyarakat yang sudah tersiksa dengan urusan yang bertele-tele dan membuat krisis politik di Inggris.

Johnson juga memperingatkan di awal pemilihan jika ada anggota fraksi Konservatif yang membelot, maka bakal didepak dari partai. Namun, salah satu mantan menteri yang juga anggota Konservatif, Philip Lee, terang-terangan berpindah mendukung kelompok Liberal Demokrat Eropa. Jika hal itu terjadi, pemilihan umum sela bakal digelar pada 17 atau 18 Oktober mendatang.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top