Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Para Aktivis Amerika Serikat Terus Menyuarakan Keadilan Rasial

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Di Amerika Serikat para aktivis sedang berjuang melawan rasialisme yang dilakukan para penegak hukum. Mereka berharap tercipta keadilan rasial bagi warga kulit hitam di masa depan.
Di Amerika Serikat negara yang dikenal multiras ternyata masalah rasialisme masih sering terjadi. Kematian warga kulit hitam pada 2020 bernama George Floyd dan Breonna Taylor, juga Tamir Rice serta Freddie Grey pada 2015, semuanya meninggal di tangan polisi. Mereka merupakan contoh rasialisme masih marak di paman Sam.
Dunia menyaksikan dengan ngeri ketika petugas kepolisian Minneapolis bernama Derek Chauvin menekan lututnya ke leher George Floyd selama lebih dari tujuh menit. Insiden tunggal pada 25 Mei 2020 yang membuat penontonnya ngeri ini akan segera bergema di seluruh dunia.
Dalam hitungan hari, Minneapolis menjadi episentrum gerakan Black Lives Matter (BLM) yang seolah hidup kembali. BLM muncul pada Juli 2013 di Missouri, karena bebasnya George Zimmerman, penembak warga kulit hitam bernama Trayvon Martin.
"Mereka menuntut keadilan rasial di tengah pandemi Covid-19, tingkat pengangguran yang tinggi, pemprotes menuntut kematian warga kulit hitam oleh polisi," demikian tulis CNN.
Anggota Dewan Kota Minneapolisberkulit hitam yang juga seorang seniman, Jeremiah Ellison (31), melihat krisis sebagai kesempatan untuk memperjuangkan kembali keselamatan publik sambil secara aktif. Caranya mendengarkan keprihatinan para konstituen yang menjadi korban sistem kepolisian yang semakin termiliterisasi.

Solidaritas Para Aktivis
Kasus rasial yang menimpa warga kulit hitam dengan mudah sampai ke permukaan karena ada gerakan untuk hak-hak sipil dan kemajuan rasial. Gerakan ini diorganisasi legiun wanita kulit hitam yang cukup berdedikasi.
Setelah pembunuhan Breonna Taylor oleh polisi di Louisville, Kentucky, pada Maret 2020, hasil kerja perempuan kulit hitamlah yang membuat kasus ini menjadi perhatian nasional. Mereka turun ke jalan minta sebanyak mungkin menyebutkan nama korban.
Nupol Kiazolu (20) salah satu dari wanita anggota "Trayvon Martin Generation," ketika sekolah menengah diam-diam memimpin protes. Berbekal sekantong Skittles dan sebotol es teh seperti yang dibawah Trayvon Martin saat dibunuh hampir sembilan tahun lalu.
Kiazolu mengenakan hoodie dengan pesan, "Apakah Saya Terlihat Mencurigakan?" tertulis di punggung. Hampir satu dekade kemudian, dia menjadi salah satu aktivis paling terkenal dalam gerakan BLM dan anggota yang disebut Louisville 87.
Pada 2020 dan selanjutnya gerakan BLM semakin masif karena didukung media sosial untuk mengampanyekan perubahan.

hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top