Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tumbuh Kembang

Pantau Anak Sejak Dini Cegah "Stunting"

Foto : Koran Jakarta/Muhamad Marup

Dokter Spesialis Anak Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, Damayanti R Sjarif

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemantauan anak sangat penting untuk mencegah kerdil atau stunting. Pemantauan paling mudah dengan melihat berat badan. Demikian disampaikan Dokter Spesialis Anak Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, Damayanti R Sjarif, dalam webinar "Pemenuhan Gizi Anak Mutlak Diperlukan untuk Capai Generasi Emas Indonesia 2045", di Jakarta, Kamis (9/9).

"Kalau anak kelebihan atau kekurangan berat badan harus segera dirujuk ke petugas medis supaya segera dicari penyebab dan solusinya. Sehingga anak tidak sempat masuk gizi buruk, gizi kurang, atau stunting," ujarnya. Dia mengatakan, stunting berpengaruh pada kecerdasan.

Damayanti menyebut, anak stunting akan sulit kembali pada kondisi tubuh 100 persen. Penanganannya pun butuh kompetensi tinggi serta asupan yang kadang harus diimpor. "Kompetensinya bukan tenaga medis, tapi dokter Puskesmas dan RSUD," jelasnya.

Pola Makan

Lebih jauh Damayanti menerangkan, orang tua harus mengetahui pentingnya makanan untuk bayi dan anak. Masa dua tahun pertama bocah sangat penting untuk menentukan masa depan.
Untuk bayi, dua tahun pertama harus diberikan ASI. Kalau ASI tidak cukup, anak diberikan makanan pendamping yang cocok komposisinya yang mendekati seperti ASI.

Dia menilai, banyak kekeliruan dalam pola makan bayi dan anak. Dia mencontohkan, protein hewani bagi anak sangat penting dan tidak bisa digantikan. Bahkan dengan protein nabati sekalipun. "Protein hewani itu dianggap tidak boleh dikasih ke anak. Anak mengonsumsi jenis makanan lain yang tidak jelas," tandasnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Peningkatan Kesehatan, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia & Kebudayaan, Agus Suprapto, menambahkan, pentingnya edukasi untuk membenahi pola konsumsi masyarakat. Promosi produk makanan juga harus diperbaiki dengan mencantumkan kandungan.

Dibutuhkan juga pengetahuan-pengetahuan dari para ahli gizi. Hal ini untuk menciptakan produk inovasi berdasarkan pangan lokal Indonesia. "Jangan yang berbasis impor karena bisa salah arah dan mengancam sumber daya kita ke depan. Pangan lokal luar biasa dan enak-enak," katanya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top