
Pantas Saja Bekasi Dilanda Banjir Terus
banjir bekasi
Foto: istBEKASI - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengatakan luas tutupan vegetasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bekasi hanya mencapai 3,35 persen dari total luasan DAS seiring dengan pertambahan area pertanian dan pemukiman di wilayah tersebut.
Deputi Bidang Tata Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Berkelanjutan KLH Sigit Reliantoro dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa menyoroti secara khusus penambahan luasan kawasan pemukiman dan pertanian di segmen 1 Das Bekasi di wilayah yang sebelumnya berperan memberikan perlindungan kepada wilayah tersebut salah satunya sebagai resapan air.
"Kalau dilihat DAS Kali Bekasi di segmen 1 di hulunya jauh lebih kecil tutupan lahannya. Jadi kalau dihitung hanya 3,35 persen dari DAS Kali Bekasi," kata Sigit.
Padahal, jelasnya, terdapat kriteria tutupan vegetasi harus mencapai minimal 30 persen dari luas DAS untuk memberikan perlindungan kepada wilayah sekitar, termasuk untuk daerah resapan air. Terutama untuk kawasan hulu yang berperan dalam tata kelola air yang kemudian mengalir ke hilir atau wilayah lebih rendah.
Jika hanya melihat segmen 1 atau bagian hulu, luas tutupan vegetasinya hanya mencapai 21,24 persen dari total luas hulu DAS Bekasi.
Padahal DAS Bekasi memiliki luas sekitar 145.000 hektare, dengan segmen Puncak mencakup 28.000 hektare, di mana 12.500 hektare seharusnya berfungsi sebagai kawasan perlindungan ekosistem dan pengendalian bencana.
Dari data KLH yang membandingkan kondisi tutupan lahan pada 2013 dan 2023 telah terjadi peningkatan luasan lahan terbangun/terbuka meningkat dari 6.711,32 hektare pada 2013 menjadi 7.629,79 hektare.
Dalam periode itu juga terjadi sedikit peningkatan vegetasi hutan dari 3.198,72 hektare pada 2013 menjadi 4.895,01 hektare pada 2023, yang menurut Sigit kemungkinan hasil dari rehabilitasi lahan di sekitar kawasan gunung kapur di Cileungsi.
Di saat yang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pada hulu DAS Bekasi memperlihatkan kawasan pemukiman meningkat dari 5.519,73 hektare pada 2010 menjadi 9.752,90 hektare pada 2022. Kawasan pertanian sendiri tercatat mencapai 5.817,05 hektare pada 2022, yang tidak tertera pada RTRW 2010.
"Jadi tadi data-data yang menunjukkan bahwa Kali Bekasi dan Cikarang itu banjir, ya barangkali masuk logika karena yang melindungi hanya 3,35 persen tutupan vegetasi di sana," demikian Sigit Reliantoro.
Berita Trending
- 1 Negara Paling Aktif dalam Penggunaan Energi Terbarukan
- 2 Polresta Pontianak siapkan 7 posko pengamanan Idul Fitri
- 3 Pemko Pekanbaru Tetap Pantau Kebutuhan Warga Terdampak Banjir
- 4 Empat Kecamatan Dilanda Banjir, Pemkab Kapuas Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana
- 5 Wakil Ketua DPR lepas 100 bus Mudik Basamo ke Sumbar
Berita Terkini
-
BPKAD Menggelar Sosialisasi Penyaluran THR di Lingkungan Pemprov Kaltim
-
Kepercayaan Masyarakat Bisa Hilang, Pelaku Usaha Jangan Curangi Takaran
-
Mufti Anam : QRIS Tap Pakai wondr by BNI, Inovasi yang Mempermudah Masyarakat
-
Persaingan Marquez Bersaudara Berebut Gelar Juara Dunia
-
Jasa Raharja NTB Siap Melindungi Pemudik Lebaran 2025